Thursday, October 02, 2014

Pengikat Surga by Hisani Bent Soe



Judul: Pengikat Surga
Penulis: Hisani Bent Soe
Editor: Said Kamil
Desain: Rendra T. H.
Penerbit: Tinta Medina
Jumlah halaman: 395
Cetakan pertama: April 2011
*Pinjam dari Mbak Ziy*


Buku ini sebenarnya sudah sejak lama dipinjamkan oleh Mbak Ziy, bersamaan dengan pinjaman buku Rose dan hibahan buku Catatan Musim. Walaupun demikian, saya baru sempat membacanya beberapa bulan lalu. Pengikat Surga menjadi buku fiksi histori Islam yang pertama saya baca, meskipun sebelumnya saya sudah memiliki buku fiksi histori Islam lain yang berjudul Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan. Rupanya buku ini adalah buku pertama dari trilogi kisah Asma binti Abu Bakar. Namun, saya tidak mendapat info apa judul buku kedua dan ketiganya. Hanya ada lanjutan ceritanya di blog penulis.

Pengikat Surga berkisah dengan latar awal dakwah Rasulullah, tapi tokoh utamanya adalah Asma binti Abu Bakar. Pembaca mungkin sudah tahu bahkan hafal penggalan-penggalan kisah kenabian Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Akan tetapi jika diceritakan dari sisi Asma, bagaimana jadinya?


Asma adalah gadis yang periang dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Sejak kecil dia bersahabat dengan Ruqayyah binti Rasulullah. Dua karakter inilah yang membuatnya menerima tugas penting dari Sang Ayah terkait dakwah Rasulullah pada masa dakwah masih dilakukan secara diam-diam. Tidak hanya pada masa itu, setelahnya pun, ketika dakwah akhirnya akan dilakukan secara terang-terangan, Asma masih memegang peranan penting. Asma adalah salah satu saksi betapa gentingnya situasi Mekkah ketika dakwah terang-terangan mulai dilancarkan dan kaum muslimin terpaksa harus hijrah demi keselamatan mereka. Ketika kaum muslimin hijrah ke Habasyah, Asma tidak ikut karena dia memiliki tugas penting untuk ditunaikan di Mekkah. Buku ini juga bercerita tentang hubungan Asma dan Zubair sebagai bumbunya dengan tetap mengedepankan kisah bersejarah Rasulullah dengan para sahabat. 

Kita harus membaca, Ruqayyah. Membaca dengan sudut analisa nama-Nya. Engkau pasti senang, Ruqayyah, bahwa nama Tuhan kita yang diajarkan pertama kali adalah Allah Ar-Rahman Ar-Rahim, Dzat yang Penuh Kasih dan Sayang. Jadi, kita harus membaca dan mengajarkan kasih sayang bagi semesta alam. Kau lihat, betapa indahnya kata-kata suci ini. Betapa indahnya kata-kata Tuhan yang menciptakan kita. (h. 26) --tentang Q. S. Al-'Alaq 1-5

Melalui POV orang pertama, yaitu Asma binti Abu Bakar, diceritakan pula mengenai strategi Rasulullah dalam berdakwah di awal masa dakwah terang-terangan. Salah satunya dengan mengefektifkan pesona musim haji untuk membawa lebih banyak orang menuju cahaya Islam. Judul Pengikat Surga sendiri berasal dari kisah Asma yang merelakan kain sabuk penyangga perutnya -yang saat itu sedang hamil- untuk digunakan sebagai pengikat makanan yang akan dikirim kepada ayahnya dan Rasulullah di Gua Tsur.

Kisah antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin juga mewarnai buku ini, begitu pula dengan kisah kecemburuan Aisyah atas istri-istri Rasulullah lainnya. Ah, buku setebal 395 halaman ini memang kaya. Pembaca bisa menikmati shirah nabawiyah dan asbabun nuzul dari ayat-ayat Allah dengan lebih santai, tidak seperti membaca buku shirah yang berkali lipat lebih tebal, sehingga kebosanan dalam mempelajari sejarah Nabi Muhammad dapat dihindari.

Meskipun cerita utamanya adalah shirah nabawiyah, tetapi karakter Asma sebagai tokoh utama dibuat kuat hingga bisa memberi cita rasa yang unik ketika mempelajari shirah dari buku ini. Alur yang runut membantu pembaca agar memahami cerita lebih mudah. Namun, mengingat ini bukan shirah nabawiyah, ceritanya tidak dibuat detail dan "lompatan waktu"nya cukup jauh hingga kadang saya berkomentar "Udah sampe sini aja ceritanya", hehe. Bahasa yang puitis dan menyentuh tak jarang saya temui dalam buku ini. Sebuah poin tambahan yang menyemangati saya untuk terus membuka lembar demi lembar kisahnya.

Penggambaran suasana di setiap peristiwa dikerjakan dengan cukup detil, ini yang tidak kita jumpai dalam buku shirah, sehingga pembaca bisa merasa seolah melihat langsung kejadian demi kejadian, begitu pula dengan percakapan antartokohnya. Membaca buku ini membuat saya takjub sekaligus iri pada penguasaan materi penulis. Entah berapa banyak literatur yang sudah terdokumentasi dalam ingatan beliau. Yang agak ganjil bagi saya adalah penggunaan putra/putri sebagai pengganti bin/binti karena terbiasa ketika membaca literatur Islam yang jamak digunakan adalah bin/binti.

Sebagai penutup, bagi pembaca muslim yang menginginkan bacaan ringan mengenai sejarah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sangat saya rekomendasikan untuk membaca ini, pun bagi mereka yang ingin lebih meresapi kisah-kisah kenabian Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.

Favourite quote:
"Karena yang pertama seringkali tak tergantikan. Begitulah pasangan jiwa, wahai Ummu Kultsum." (h. 138) 


My Rate:







2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...