Monday, June 24, 2013

Treasure Island

Judul: Treasure Island
Penulis: Robert Louis Stevenson
Penerjemah: Mutia Dharma
Penyunting: Ida Wajdi & Pujia Pernami
Penerbit: Atria
Jumlah halaman: 345
Cetakan ke-1 April 2011
Harga: Rp. 36.550
*Beli di bukukita.com*


Ketika mendengar kisah bajak laut, mungkin sosok Jack Sparrow dalam film The Pirates of Caribbean terbayang-bayang di benak pembaca. Namun, kisah dalam buku ini tentu menyajijakan sesuatu yang berbeda. Pastinya tanpa memunculkan makhluk-makhluk fantasi seperti di film The Pirates of Caribbean. :)

Awal mulanya, ketika Jim berusia 17 tahun, ada seorang bajak laut bernama Billy Bones datang ke penginapan ayahnya, Admiral Benbow. Suatu ketika, Black Dog, teman Billy Bones datang ke penginapan itu. Dia bertengkar dengan Billy Bones. Beberapa saat setelahnya Billy Bones terkena serangan strokenya yang pertama. Tidak lama setelahnya, tepatnya setelah ayah Jim meninggal karena sakit, seorang buta -yang belakangan diketahui bernama Pew- datang ke Admiral Benbow, dia juga mencari Billy Bones. Pertemuan orang tersebut dengan sang bajak laut cukup singkat. Tiba-tiba seletahnya sang bajak laut terkena strokenya yang kedua dan meninggal. Bajak laut itu meninggalkan hartanya -entah apapun itu- di sana, dan ini membuat Jim dan ibunya merasa tidak aman. Namun, tidak ada yang mau membantu mereka.

Setelah mengambil uang sang bajak laut secukupnya dan sebuah kertas minyak yang diduga adalah peta harta karun, Jim dan ibunya bersembunyi di dekat sungai sambil mengawasi keributan di penginapannya akibat ulah Pew dan kaki tangannya. Mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari dan mereka bertengkar. Karena mendengar suara kuda datang ke arah mereka, para penjahat itu lari dan meninggalkan Pew sendiri. Akhirnya, kebutaan dan kepanikan Pew membawanya menuju kematian. Pew mati terinjak kuda.

Setelah insiden itu, Jim dibawa ke rumah Dr. Livesey. Karena Jim membawa peta harta karun yang diambil dari sang bajak laut, maka Hakim Trelawney dan Dr. Livesey memutuskan untuk berlayar dan mencari harta karun tersebut. Sang hakim mengajak Long John Silver untuk ikut dalam petualangan. Dia adalah pelaut berkaki satu. Long John Silver nantinya bertugas sebagai juru masak kapal. Berikutnya ada Kapten Smollett yang bertugas mengemudikan kapal mereka, Hispaniola. Sayangnya sang hakim tidak terlalu menyukai sang kapten karena sifatnya yang suka memerintah. Dan mereka pun berlayar.

Suatu ketika, Jim ingin makan apel. Kemudian masuklah ia ke dalam tong apel, tapi sayang apelnya sudah habis. Karena nyamannya di dalam sana, Jim hampir tertidur. Di dalam sana, dia mendengar John Silver merencanakan sebuah pengkhianatan dan membunuh orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Jim memberitahukan itu kepada sang dokter, hakim, dan kapten. Bagaimana mereka menghadapi pengkhianatan Silver? Mampukah mereka menemukan harta karun milik Flint? Baca kelanjutannya dalam Treasure Island.
"Orang-orang hebat," jawab si juru masak, "biasanya tidak saling memercayai, dan memang seharusnya begitu..." - (Long John Silver, halaman 103)
***
Karya R. L. Stevenson ini diceritakan dengan dua sudut pandang, yaitu Jim Hawkins dan Dr. Livesey, tapi lebih banyak menggunakan sudut pandang Jim sebagai pencerita utama. Pembaca dapat dengan mudah mengenali siapa yang sedang bercerita saat itu melalui judul babnya. Di sana tertulis jelas jikalau pencerita beralih ke sang dokter.

Treasure Island didukung dengan ilustrasi-ilustrasi yang menarik. Tidak hanya di sampulnya saja, tapi di setiap awal bagian juga disisipkan ilustrasi yang dapat membantu pembaca mengimajinasikan cerita dalam bagian itu.

Sayangnya, ada banyak tokoh di dalam novel ini. Saya pun cukup kebingungan, terutama ketika awak kapal terbagi menjadi dua kubu, yang memihak sang hakim dan yang memihak John Silver. Kekurangan yang lainnya adalah saya tidak dapat menemukan sesuatu yang quoteable dalam buku ini, entah saya yang kurang jeli atau memang tidak ada, hehe.
My Rate:
 

4 comments:

  1. pas baca ini buku dan dibawa kekelas, malah diketawain temen2 sekelas katanya bocah bgt-_- padahal ceritanya keren ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Efek ilustrasi sampulnya yaa? Padahal isinya nggak anak-anak banget..

      Delete
  2. Suka deh sama buku yang bergenre children dan ada ilustrasinya.... kalo lg pengen bacaan yang ringan dan menghibur biasanya aku baca buku2 anak2 kaya roald dahl, enid gitu ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Roald dahl iya ringan...setuju deh. tapi buku ini gak bisa dibilang ringan juga kak. cocoknya untuk anak umur 11 tahun deh minimal. Hihihi

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...