Friday, November 23, 2018

Ayahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye

Judul : Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-16 : September 2016
Jumlah halaman : 304 halaman




Dam berhenti memercayai cerita-cerita ayahnya sejak berusia dua puluh. Ketika sang ayah menceritakan kisah-kisah itu pada Zas dan Qon, Dam pun teringat masa kecilnya. Masa-masa yang diisi dengan dongeng-dongeng dan cerita hebat petualangan ayahnya semasa muda. Cerita yang selalu bisa membesarkan hati Dam kecil.

Cerita-cerita ini dibungkus dengan embel-embel "Rahasia Besar Ayah", sebuah nama yang selalu bisa membangkitkan rasa penasaran dan antusiasme Dam. Mulai dari kisah Suku Penguasa Angin yang bersabar atas penganiayaan orang lain; Apel Emas Lembah Bukhara yang bisa melapangkan hati yang sempit dan menjernihkan pikiran yang kotor; si Raja Tidur yang menguasai ilmu kedokteran dan hukum; dan tentu saja kisah pamungkas tentang Sang Kapten, idola Dam, yang ternyata sahabat baik ayahnya.

Ayah Dam adalah orang yang jujur. Bahkan menurut orang-orang di sekelilingnya, semua yang keluar dari mulut sang ayah adalah kebenaran. Oleh karenanya, Dam percaya semua cerita Sang Ayah. Cerita-cerita tersebut sedikit banyak mempengaruhi cara bersikap Dam, menjadi inspirasi tersendiri untuknya. Hingga suatu ketika Dam bersekolah di Akademi Gajah dan menemukan sebuah buku usang yang berjudul Apel Emas Lembah Bukhara. Apakah cerita-cerita Ayah Dam selama ini hanya dongeng belaka? Cerita bohongan? Tapi, bukankah Ayah Dam terkenal akan kejujurannya?

"Tidak mungkin. Kata bapakku, ayah kau tidak pernah berbohong. Ayah kau terlalu jujur." (halaman 94)
 "Persahabatan Ayah dengan si Raja Tidur itu nyata, Dam. Senyata kita yang saat ini duduk berdua membicarakannya." (halaman 187)

***

Sudah berapa banyak novel tentang hubungan Ayah-Anak yang teman-teman baca? Saya, baru satu ini, kalau tidak salah ingat. Karya Tere-Liye yang satu ini berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. Terima kasih lho. Perlu diketahui, saya bukan penyuka novel yang kisahnya bikin haru, menitikkan air mata pembaca. Selama ini saya selalu menghindari novel-novel seperti ini. :p


Tapi eh tapi, beberapa waktu lalu novel-novel Tere-Liye sempat mendominasi setoran resensi di grup WA baca yuk. Oleh karenanya, saya pun akhirnya mencoba memberanikan diri untuk membeli e-book novel Tere-Liye yang konon katanyaa sering kali menyentuh (bahkan mengaduk-aduk) hati para pembacanya. Lalu berjumpalah saya dengan judul Ayahku (Bukan) Pembohong yang berada di halaman rekomendasi.

Sudut pandangnya mengambil sisi orang pertama, yaitu Dam sebagai pencerita. Tokoh-tokohnya sebagian besar anonim. Kalau pun bernama, namanya singkat saja, seperti Dam, Zas, Qon. Tidak ada nama lengkap seperti yang sering kita baca di novel-novel umumnya. Saya pun dibuat bingung di awal mengenai jenis kelamin tokoh-tokohnya, siapa tokoh perempuan dan siapa tokoh laki-laki. Namun, tenang, lambat laun akan diketahui siapa yang perempuan dan siapa yang laki-laki.

Cara penulis menceritakan kembali cerita ayah Dam begitu mengena di hati saya. Rasanya saya mengalami langsung menjadi Dam. Tak heran kalau Dam kecil sebegitu antusiasnya mendengar kisah yang disampaikan sang ayah.

Karakter Zas dan Qon mewakili anak-anak masa kini  yang serba ingin tahu dan kritis. Berbeda dengan Dam kecil yang langsung memercayai cerita ayahnya, Zas dan Qon sempat browsing tentang hal-hal yang diceritakan kakeknya. Meskipun tidak menemukan apa yang mereka cari, nyatanya cerita sang kakek selalu mereka tunggu.

Sebenarnya, saya menunggu-nunggu cerita tentang ayah Dam dan kejujurannya. Apa sih yang membuat orang-orang di sekitar sebegitu percayanya dengan ayah Dam? Di dalam novel disebutkan bahwa ayah Dam adalah orang yang jujur dan sederhana, tapi ya hanya itu. Tidak ada asal usul datangnya kepercayaan yang teramat sangat. Padahal, jika saya yang mendengar langsung cerita ayah Dam, bisa jadi saya hanya menganggapnya dongeng belaka.

Ending ceritanya cukup mengejutkan bagi saya. Wagelaseeeeh, ternyata oh ternyataaa.. Kepiawaian penulis dalam menggiring pembaca mengikuti alur pemikiran tokohnya tidak perlu diragukan lagi lah.

Oke, sepertinya saya akan membaca novel-novel Tere Liye lainnya di kemudian hari. Meskipun bukan penulis yang karya-karyanya autobuy bagi saya, sejauh ini saya menyukai gaya bercerita Tere Liye. Omong-omong, novel ini sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang sedang mencari novel untuk melembutkan hati.


My Rate:

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...