Thursday, November 27, 2014

Jentik Jen(t)aka Cinta by Salman Aditya

Penulis: Salman Aditya
Editor: Alodia Yovita
Penerbit: Elex Media
Jumlah halaman: 183
Tahun terbit: 2014
Format: ebook















Sebuah kisah jenaka Aditya Safari dalam membintangi sebuah film berjudul Pocong Juga Manusia. Di awal cerita dikisahkan tentang Adit yang bercita-cita menjadi aktor terkenal, Adit yang ngefans dengan sejumlah aktris cantik, seperti Maudy Ayunya dan Miharu Ozawa. Selama ini, karier Adit di dunia perfilman mentok di peran figuran. Namun, sejak lolos casting peran utama di film PJM, hidup Adit, terutama dalam segi percintaan, tak lagi sama. Yang mengejutkan lagi, Adit akan berakting bersama dua aktris idolanya itu!

Sejak bertemu dengan kedua artis idolanya itu, Adit mulai melancarkan serangan untuk bisa dekat dengan mereka. Sayangnya senjata Adit tidak mempan bagi Maudy Ayunya. Sedangkan Miharu Ozawa sukses menjadi teman dekat Adit di lokasi syuting. Bagaimanakah kisah romansa Adit berikutnya? Simak kelanjutan ceritanya dalam Jentik Jen(t)aka Cinta.

Awalnya saya mengira cerita dalam novel ini adalah fakta, semacam buku-buku Raditya Dika. Jadilah saya menyangka ada typo di penulisan nama aktris Maudy Ayunya. Ternyata ini adalah novel fiksi dengan nama-nama tokoh hasil dari plesetan nama orang yang sebenarnya, seperti Aditya Safari plesetan dari nama penulis sendiri, Maudy Ayunya plesetan dari ...., dan Miharu Ozawa plesetan dari ... (isilah titik-titik di atas dengan jawaban yang tepat)

Ada terlalu banyak "aku" di sini. "Aku sering menjahili teman... Aku memang terinspirasi oleh... Aku pernah menulis kalimat..." Oke, dalam bagian itu sudut pandang pencerita ada pada orang pertama, tapi menurut saya kurang "kaya" jika sebentar-sebentar mengulang kata "aku". Walaupun demikian, penulis cukup piawai membuat kalimat yang berima dan jenaka.

Setelah beberapa bab menggunakan POV orang pertama, penulis juga menyajikan kisah dari sudut pandang orang ketiga. Adanya POV orang ketiga ini memberi variasi saat saya mulai bosan dengan kata-kata "aku" yang digunakan penulis. Yang bikin saya kaget, ternyata penulis bisa juga membuat kalimat-kalimat yang filosofis (applause), lho. Jadi tidak hanya hiburan yang didapat pembaca, ada nuansa pelajaran tentang kehidupan di novel ini.


My Rate:



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...