Wednesday, August 07, 2013

Through the Looking Glass (Alice in Wonderland #2)

Gambar diambil dari bookoopedia.com
Judul: Through the Looking Glass - Alice di Negeri Cermin
Penulis: Lewis Carroll
Penerjemah: Anggun Prameswari
Penyunting: Fenty Nadia
Penerbit: Atria
Jumlah halaman: 176
Cetakan ke-1: Januari 2012
Harga: Rp. 25.415
*Beli di bukukita.com*


Pernahkah kamu membayangkan ketika bercermin, bahwa jika jarimu menyentuh cermin, maka akan menembus dimensi lain dari cermin itu sendiri? Wow. Kejadian inilah yang dialami Alice, gadis kecil berusia 7 tahun. Kali ini Alice berpetualang di Negeri Cermin. Negeri yang aneh dan membingungkan. Di Negeri Cermin, Alice bertemu dengan Raja dan Ratu Merah, juga Raja dan Ratu Putih.

Alice membaca buku catatan sang Raja Putih dan menemukan sebuah puisi yang sulit dimengerti, begini bunyinya:
YKCOWREBBAJ
,runel gnay evot nad gillirb aynutkaW
,rubus gnay masj'es sata is gnabrat gnadeS
,sevogorob halaynah atirel gnaY
nislugnel hagnet gnay hamri htar naD
Ada yang bisa membaca dan mengartikannya? Kuncinya: Alice sedang berada di Negeri Cermin, sehingga untuk membacanya harus di..... (lanjutkan sendiri ya ;)) Setelah bisa membacanya pun kata-katanya masih banyak yang sulit dimengerti. Heu. Karena takut tak cukup waktunya, Alice akhirnya memutuskan untuk berkeliling dan melihat-lihat di dunia barunya. Di taman, Alice bertemu dengan bunga-bunga yang bisa bicara. Bahkan mereka menganggap Alice adalah sejenis bunga. Bunga yang aneh tentunya. Ketika melihat Ratu Merah, dia bergegas untuk menemuinya. Karena sedang berada di Negeri Cermin, yang dilakukan Alice bukanlah berlari mendekati Ratu Merah, melainkan berlari menjauhinya. Itulah cara untuk sampai di tempat Ratu Merah.

"Kuberitahu, kalau DI SINI, kau harus berlari SECEPAT mungkin untuk berada di tempat yang sama. Kalau kau ingin pindah ke tempat lain, kau harus berlari setidaknya dua kali lebih cepat dari itu!" (h. 31)

Ratu merah menunjukkan jalan untuk kembali ke istana. Alice harus melalui delapan petak sebelum sampai ke istana. Dalam perjalanannya inilah dia mengalami kebingungan demi kebingungan. Untuk menaiki kereta menuju petak keempat, Alice diminta menyerahkan tiket yang tidak dimilikinya. Di petak keempat dia bertemu Tweedledee dan Tweedledum. Ah, sebelumnya dia berbincang dengan seekor serangga yang besar dan melihat serangga-serangga aneh lainnya di hutan, seperti Kuda-goyang-terbang yang makanannya adalah getah pohon dan serbuk kayu, Capung-Merenyah yang makanannya Bubur Bulgur (sejenis makanan Inggris kuno) dan pai daging cincang, serta Kupu-kupu Roti yang makanannya teh encer dengan campuran krim di dalamnya. Aneh! Di petak selanjutnya, Alice bertemu dengan Humpty Dumpty, lalu ksatria yang selalu jatuh dari kudanya, laluuuuu...istana!

"Namaku Alice, tapi--"
 "Nama yang cukup bodoh!" sela Humpty Dumpty tak sabar. "Apa artinya?"
 "Apa sebuah nama HARUS memiliki arti?" tanya Alice ragu.
"Tentu saja harus," ujar Humpty Dumpty sambil tertawa pendek. "Namaku menggambarkan bentuk tubuhku--dan itu bentuk yang indah. Dengan nama seperti namamu, kau bisa saja memiliki hampir semua bentuk." (h.90)

Dan masih banyak lagi percakapan menyebalkan-membingungkan antara Alice dan penduduk Negeri Cermin. 

***

Buku ini benar-benar membingungkan saya saat membacanya. Berkali-kali saya harus kembali ke halaman-halaman sebelumnya untuk memahami kisahnya secara utuh. Namun, dari sisi penerjemahan, tidak ada yang saya kritisi. Tapi tetap membingungkan. @_@ Tapi, tambahan catatan kakinya benar-benar membantu karena banyaknya nama atau istilah yang menggunakan bahasa asing. Plus saya bisa ikut merasakan jengkelnya Alice ketika bertemu dan berdebat dengan tokoh-tokoh di Negeri Cermin.

Ada beberapa yang saya baca-cepat dari buku ini, yaitu bagian puisi dan lirik lagu yang dituliskan. Uniknya, di buku terjemahan ini puisi dan lirik lagunya tetap berima. Nilai tambah. Sayangnya, saya kurang suka dengan banyaknya capslock di sini, meskipun maksudnya untuk menekankan sesuatu. Bagi saya, lebih baik menggunakan bold, daripada capslock (preferensi sih).

Berikutnya, alur yang digunakan penulis di awal terasa terlalu cepat, mungkin karena bagian ini dirasa kurang penting ya (?) Pun bagi saya, sehingga meskipun kurang paham dengan cerita detail  bagian awal ini, saya tidak mencoba memahaminya secara penuh, yang penting saya tahu, apa yang terjadi di sana. Dan saya merasa petualangan Alice di Negeri Cermin kurang panjang, hehe. Saya harap kisah Alice di Negeri Cermin ini juga difilmkan seperti Alice in Wonderland, sehingga pembaca yang kebingungan seperti saya bisa benar-benar memahami apa yang terjadi di dalam buku ini. :)

My Rate:


5 comments:

  1. Alice in wonderland belum pernah baca sekalipun tapi termaksud cerita yang suka banget aq tonton di kartunnya jadi lbih menarik..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya emang lebih gampang dimengerti kartunnya. :)

      Delete
  2. Wah yang ini aku belom punya x) baca review mba aja deh lumayan , sayang beli rating nya rendah ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, soalnya aku sendiri susah memahami child-lit ini.. =))

      Delete
    2. Yg di filmin cmn seri 1 sm 3 :'3
      Tp kayaknya seri 2 ada hubungannya sm jabberwocky (seri 3) tp bagian manya ya .u.;;?

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...