Judul: Just So Stories - Sekadar Cerita
Penulis: Rudyard Kipling
Penerjemah: Maggie Tiojakin
Ilustrasi dan desain cover: Staven Andersen
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 160
Cetakan ke-1: Desember 2011
Harga: Rp. 25.000
*Beli di Shopping Center Yogyakarta*
Tahukah kamu, kenapa paus tidak bisa memakan manusia? Lalu, bagaimana unta bisa berpunuk seperti yang kita kenal saat ini? Apa pula yang menyebabkan kulit badak penuh lipatan? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu bisa ditemukan dalam kumpulan cerpen ini. Pembaca akan disajikan dua belas cerita pendek yang imajinatif. Dari kedua belas cerita, ada dua cerita favorit saya yang berjudul Surat Bergambar dan Bagaimana Alfabet Dirumuskan.
Surat Bergambar bercerita tentang Taffy yang merupakan anak kesayangan orang tuanya. Suatu hari, Taffy ikut ayahnya, Tegumai, untuk menombak ikan di Sungai Wagai. Mata tombak Tegumai patah dan dia tidak membawa tombak yang lain. Karena mereka tidak bisa menulis, Taffy memutuskan untuk mengirim surat bergambar kepada ibunya dengan bantuan orang asing yang kebetulan melewati mereka. Orang asing itu kemudian mengirimkan surat itu kepada Teshumai, ibu Taffy. Sayangnya, gambar Taffy umm... kurang bagus, sehingga siapa pun yang membacanya kemungkinan akan salah paham, begitu pula ibu Taffy. Apa yang selanjutnya terjadi pada mereka?
"Ia sudah berlari sekencang mungkin, maka itu napasnya tersengal dan kakinya penuh goresan luka gara-gara melewati semak belukar. Tapi ia tetap bersikap sopan." (h. 82)
Setelah kejadian mengejutkan itu, Taffy lagi-lagi ikut ayahnya memancing. Tiba-tiba Taffy berkata bahwa dia memiliki kejutan rahasia. Dia pun meminta ayahnya mengeluarkan suara-suara yang nantinya menjadi asal-usul huruf alfabet. Pertama, dia meminta ayahnya menyebutkan "Ah", Taffy pun menggambar ikan dengan mulut terbuka, lalu jadilah huruf A. Mereka juga mencari bentuk huruf-huruf lain. Bagimanakah asal hururf-huruf tersebut? Baca kelanjutannya dalam cerpen yang berjudul Bagaimana Alfabet Dirumuskan.
"Ini ekor ikan untuk suara yer tadi." Dan ia pun menggambarnya ... "Ingat, aku tidak bisa menggambar sebagus Ayah. Kalau aku menggambarkannya begini, dengan bagian ekor yang terbelah serta garis memanjang di tengahnya untuk mengilustrasukan bahwa keduanya tersambung--apa cukup?" (h. 94)
Selain dua cerpen di atas, ada satu cerpen yang saya kurang suka, yaitu Kepiting dan Lautan Luas, yang berkisah tentang penciptaan bumi dan isinya. Ada sebuah plesetan dari potongan ayat Al Quran surah Yasin: 82. Alih-alih kun fayakun, penulis menggunakan kata-kata Kun? Payah kun. Selain itu, di sini disebutkan bahwa si Penyihir Tua-lah yang menciptakan penampakan-penampakan alam di bumi ini. Errrrr...
"Kun?" tanya si Gajah, yang berarti, "Apakah benar begini?"
"Payah kun," sahut si Penyihir Tua, yang berarti, "Sudah cukup benar." Lalu ia meniupkan udara ke arah tumpukan tanah yang telah dibentuk oleh Gajah dan tumpukan tanah itu berubah jadi Pegunungan Himalaya yang menjulang. (h. 112)
Dari buku ini tentu pembaca dapat menilai kreativitas Kipling yang begitu tinggi (terlalu tinggi malah, untuk kasus plesetan Al Quran di atas, dan ini tidak bagus!). Ditambah dengan ilustrasi yang dibuat oleh Steven Andersen membuat daya pikat cerpen ini meningkat sekian persen, hehehe. Dan ada puisi-puisi yang penulis sampaikan di tiap akhir cerita. Menarik. Dari sisi terjemahannya, selama membaca buku-buku terjemahan Gramedia, saya belum pernah merasa tidak puas. :)
My Rate:
Buat bacain anakku kayana bagus ya mba,... untuk dongeng sebelum tidur ^^
ReplyDeletebisaaa~
Delete