Judul: Misteri Burung Hitam - A Pocket Full of Rye
Penulis: Agatha Christie
Alih Bahasa: Suwarni A. S.
Sampul: Steven Andersen
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-7: Desember 2012
Jumlah halaman: 320
Harga: Rp. 25.000
*Beli di Shopping Center Jogja*
Miss Grosvenor adalah wanita yang memesona, sekretaris pribadi Mr. Rex Fortescue. Seperti biasa, saat itu dia bertugas membawakan teh khusus Mr. Fortescue ke ruang kerjanya. Namun, ternyata yang terjadi setelah meminum teh tersebut adalah sekaratnya Mr. Fortescue. Datanglah Inspektur Neele yang berpenampilan rapih ke TKP untuk menyelidiki peristiwa mengejutkan itu. Tidak lama, dia mendapat telepon dari sahabat dokternya di rumah sakit yang mengabarkan bahwa Mr. Fortescue telah tewas disebabkan oleh racun taxine dari pohon yew.
"Aku tidak akan berani mengatakannya dengan pasti kalau saja aku tidak punya kasus yang sama tiga atau empat minggu yang lalu. Dua orang anak bermain tamu-tamuan dengan minum-minum teh--mereka memetik buah dari pohon yew dan mereka gunakan sebagai tehnya." --Dokter Bernsdroff (h. 21)
Inspektur Neele lalu menelepon kediaman Mr. Fortescue dan berbicara dengan Miss Dove (seharusnya Inspektur Neele berbicara dengan Mr. Percival, tapi dia sedang tidak ditempat), penanggung jawab rumah tangga di sana, yang karakternya sangat praktis dan penuh percaya diri. Dari percakapan singkatnya dengan Miss Dove, dia menemukan informasi bahwa orang-orang rumah menganggap Mr. Fortescue sedang tidak sehat mengingat akhir-akhir ini tindakannya sering tidak masuk akal. Kembali ke penyelidikannya di kantor, Inspektur Neele menemukan adanya biji gandum hitam di saku Mr. Fortescue.
Inspektur Neele melanjutkan penyelidikan dengan mendatangi kediaman Mr. Fortescue di Yewtree Lodge. Orang yang pertama dimintai keterangan adalah Miss Dove, Mary Dove. Menurutnya, siapa saja di rumah itu bisa saja jadi pelakunya, mengingat sikap Mr. Fortescue yang licik dan begitu tidak menyenangkan bagi banyak orang. Melalui Mary Dove ini, Inspektur Neele mendapatkan informasi tentang siapa saja penghuni rumah tersebut, termasuk para pelayannya. Setelah merasa cukup dengan Mary Dove, dia mengorek informasi dari Gladys Martin, si pelayan urusan dalam. Anehnya, ketika Gladys menghadap Inspektur Neele, dia terlihat begitu ketakutan dan merasa bersalah. Namun, Inspektur Neele paham perasaan itu, karena dia juga sering menghadapi saksi yang bersikap demikian.
Tak banyak hal-hal penting tambahan yang didengarnya dari gadis itu. Makanan dan minuman, semuanya seperti yang sudah diceritakan Mary Dove. (h. 59)
Berikutnya, Mrs. Adele Fortescue yang begitu menarik datang bersama Mr. Vivian Dubois. Inspektur Neele langsung mengabarkan perihal kematian Mr. Rex Fortescue. Setelah mengetahui maksud kedatangan Inspektur Neele, tiba-tiba saja Dubois berpamitan. Inspektur Neele pun melanjutkan pertanyaannya kepada Mrs. Adele. Wanita itu tersedu-sedu, tapi di balik sapu tangannya, tersungging sebuah senyum. Mencurigakan.
***
Inilah karya Agatha Christie yang pertama saya baca. Karena tidak ada embel-embel serial apa dan seri ke berapanya, jadi agak sulit kalau mau membaca urut, hehe. Saya pun asal comot ketika membelinya, ternyata buku yang ini adalah buku ketujuh dari serial Miss Marple, seorang nenek yang taktik mengumpulkan informasinya begitu "halus" tapi mengena. Kali ini Miss Marple terhubung dengan kasus ini karena anak asuhnya bekerja di sana, yaitu Gladys Martin. Kedatangan Miss Marple tentu akan membantu analisis Inspektur Neele.
Dalam kisahnya kali ini, pembaca disuguhi sebuah plot yang dengan jelas meminta untuk ikut mencurigai si A, B, atau C. Tidak terkecuali saya. Namun, ternyata Agatha Christie memberikan twist sehingga membuat saya kecele karena ternyata tebakan saya salah, hehe. Penyajian konfliknya pas, cukup rumit, tapi dari takaran preferensi saya sudah pas. Inilah yang membuat saya sulit berhenti membacanya, meskipun saat itu sebenarnya waktu saya sudah habis dan seharusnya saya melakukan hal lain. Isi cerita tiap babnya tidak terlalu banyak, sehingga tidak membuat bosan pembacanya.
Dalam penjabaran karakter dan latar belakangnya, meskipun ada sangat banyak tokoh, penulis menceritakannya sesuai kebutuhan, yaitu kebutuhannya untuk menggiring pembaca bersama-sama mencurigai mereka. Atau mungkin saya saja ya yang merasa masuk ke pikiran Inspektur Neele. Hehehe. Alur yang digunakan adalah alur maju dari awal sampai akhir dan penceritaannya berjalan sangat mulus. Dari novel ini didapat pelajaran bahwa tidak selamanya orang yang kekayaannya melimpah ruah memiliki kadar kebahagiaan yang sama tingginya.
Yang sedikit kurang mungkin tentang penerjemahan lagunya. Setelah diterjemahkan jadi kurang indah. Aslinya seperti ini:
Sing a song of sixpence a pocket full of rye,
Four and twenty blackbirds baked in a pie.
When the pie was opened the birds began to sing,
Oh wasn't that a dainty dish to set before the king?
The king was in his counting house counting out his money,
The queen was in the parlour eating bread and honey
The maid was in the garden hanging out the clothes,
When down came a blackbird and pecked off her nose
Bagus kan rimanya? Tapi ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, keindahan rima tersebut menjadi hilang. Masalah seperti ini kerap pembaca temui di novel-novel terjemahan. Alangkah baiknya jika merusak rima, sebaiknya tidak usah diterjemahkan saja, IMO. Namun, kekurangan ini tidak menyurutkan keinginan saya untuk membaca karya Agatha Christie lainnya. :)
My Rate:
aq belum pernah baca yg ini >,<
ReplyDeletecoba baca yg tokoh Hercule Poirot deh nis, lebih asyik klo menurut'q, apalagi yg Pembunuhan atas Roger Ackroyd, twist-nya keren banget :D
This comment has been removed by the author.
DeleteWew, salah klik mulu.. -_-
DeleteIya, aku pengen baca cerita-cerita yang lain, tapi masih tertahan Reading Challenge + timbunan nih, hehe.. =D
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete