Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Penyunting: Nona Aubree
Proofreader: Dini Novita Sari
Penerbit: Haru
Jumlah halaman: 279
Cetakan pertama: Mei 2014
Shiraishi Itsumi, siswi yang cantik jelita dan disegani semua murid SMA Santa Maria meninggal dunia sepekan yang lalu. Kematiannya diduga akibat jatuh dari atap gedung sekolah. Jasadnya ditemukan sedang menggenggam setangkai bunga lily seolah menyampaikan pesan tentang siapa yang mendorongnya jatuh. Untuk mengenang sang ketua, sambil mengadakan acara Yami-nabe, klub sastra mengadakan pertemuan untuk membacakan cerpen masing-masing anggota tentang kematian Itsumi ini. Dipimpin oleh Wakil Ketua Klub Sastra yang juga adalah sahabat Itsumi sejak kecil, Sumikawa Sayuri, satu per satu anggota klub sastra membacakan cerpennya.
Cerita pertama dibawakan oleh Nitani Mirei, siswi yang mendapat beasiswa untuk bersekolah di SMA Santa Maria. Itsumi menyapanya pertama kali saat sedang menyendiri sambil membaca puisi. Singkat cerita, Itsumi yang baik hati mengajaknya bergabung dengan Klub Sastra. Siapa yang akan menolak tawaran gadis cantik nan populer ini. Lagipula Ninati Mirei sangat menyukai dunia sastra. Tak hanya menawarkan pertemanan, Itsumi juga menawarinya pekerjaan untuk mengajar privat di rumahnya. Dari sinilah Niani Mirei mulai berinteraksi dengan keluarga Shiraishi yang lain. Di balik keceriaannya, ternyata Itsumi memendam sebuah masalah keluarga yang pelik.
Itsumi memahami keadaanku dan dalam sekejap mata memikirkan cara yang tidak akan menjadi masalah bagi pihak mana pun juga; baik itu pihak keluargaku,sekolah, maupun beasiswa. (hal. 43)
Berikutnya giliran Kominami Akane yang bercerita. Dia adalah kokinya klub sastra. Awalnya dia membenci Itsumi, tetapi karena kebaikan Itsumi yang bersedia memfasilitasi kegemaran memasaknya di Klub Sastra, perasaan itu pun berbalik 180 derajat. Suatu hari Itsumi bercerita bahwa ia sedang dikuntit oleh salah seorang anggota Klub Sastra. Setelah itu, Itsumi makin lama menjadi makin pendiam dan tertutup.
Aku berterima kasih pada Shiraishi Itsumi karena sudah memperkenalkanku pada sastra lewat masakan. (hal. 83)
Diana Detcheva berada di urutan ketiga. Dia adalah seorang murid internasional SMA Putri Santa Maria yang berasal dari Bulgaria. Tawaran untuk menjadi murid internasional ini bermula sejak Diana menjadi guide ketika Itsumi berkunjung ke Bulgaria bersama Hojo-sensei. Diana sangat terpukau dengan kecantikan Itsumi yang sempurna. Di kunjungan Itsumi ke Bulgaria yang kedua, Takaoka ikut serta, tapi bagi Diana, dia adalah gadis yang membenci Itsumi. Stigma ini terus berlanjut ketika Diana bersekolah dan satu klub dengan Takaoka.
Itsumi bagaikan sebuah lukisan yang menawan. Dia sangat bercahaya sampai saya mengira butiran-butiran cahaya berjatuhan saat dia bergerak. Pandangan mata saya direbut oleh Itsumi. (hal. 107)
Masih ada tiga cerita lagi yang dibawakan oleh Koga Sonoko, siswi yang pandai menganalisis sesuatu dengan 6W1H; Takaoka Shiyo, junior di SMA dan seorang penulis; Sumikawa Sayuri, sahabat Itsumi dan wakil Klub Sastra. Setiap cerpen yang dibawakan oleh anggota Klub Sastra punya analisis berbeda tentang kematian Itsumi, mereka pun saling tunjuk siapa tersangka sebenarnya yang membunuh Itsumi. Namun, kesemuanya memiliki alur yang sama saat bercerita, mulai dari awal perkenalan mereka dengan Itsumi, awal bergabungnya mereka dengan Klub Sastra, kedekatan mereka dengan Itsumi, masalah Itsumi sebelum kematiannya, lalu menunjuk siapa tersangkanya.
Keenam cerpen ini tidak semuanya memiliki ciri khas. Yang paling kental menurut saya adalah gaya berceritta Takaoka Shiyo yang menggunakan konsep seperti dalam buku diari, banyak menggunakan kata tidak baku seperti "nggak", "cuman", dan sebagainya. Berikutnya ada gaya bercerita Diana Detcheva yang terasa dark dan menyimpan sesuatu yang mengejutkan. Sedangkan yang lainnya mirip-mirip. Jadi, kedua gaya bercerita itu yang menjadi favorit saya.
Dari segi cover, Haru selalu membuat desain yang apik dan sesuai dengan cerita dalam novel yang diterbitkannya. Begitu pula dalam novel GitD ini. Suasana novel dan covernya yang dark sangat senada ditambah adanya seorang gadis di covernya menunjukkan bahwa novel ini cerita-ceritanya terpusat pada satu orang, yaitu Shiraishi Itsumi.
Nilai plus lainnya adalah deskripsi salon sebagai markasnya Klub Sastra sangat detail. Engngng, antara takjub dan merasa mustahil ada markas ekstrakurikuler sebuah sekolah bisa sedemikian WOWnya. Deskripsi tentang Itsuminya juga detail, pembaca jadi mudah membayangkan secantik apa siswi terpopuler di SMA Putri Santa Maria.
Nilai plus lainnya adalah deskripsi salon sebagai markasnya Klub Sastra sangat detail. Engngng, antara takjub dan merasa mustahil ada markas ekstrakurikuler sebuah sekolah bisa sedemikian WOWnya. Deskripsi tentang Itsuminya juga detail, pembaca jadi mudah membayangkan secantik apa siswi terpopuler di SMA Putri Santa Maria.
Plotnya menurut saya sangat unik. Dari monolog yang disampaikan Sayuri, pembaca seperti dipertontonkan sebuah acara yang diadakan oleh anggota Klub Sastra. Baru kali ini saya merasa seperti sedang di dalam sebuah ruangan teater menonton pembacaan cerpen. Tokoh dalam buku ini tidak banyak, hanya berkutat pada Itsumi dan anggota Klub Sastra lainnya, ditambah masing-masing mereka punya karakter sendiri, jadi gampang mengingat si A, si B, dan seterusnya.
Yang ganjil bagi saya adalah pembawa acara, Sayuri, yang memandu acara dengan satu arah. Ketika dia bertanya atau berkomentar tidak ada respon dari peserta yang lainnya. Namun, keganjilan ini dapat tertutupi oleh akhir kisah yang mengejutkan. Love it.
My Rate:
No comments:
Post a Comment