Penulis: Dan Gutman
Ilustrator: Jim Paillot
Penerbit: Harper Trophy
Jumlah halaman: 112
Tahun terbit: 2004
Mr. Klutz adalah kepala sekolah di sekolahnya AJ. Masih ingat AJ kan? Anak SD yang tidak suka sekolah, hehehe. Buat refresh tentang AJ bisa baca di review saya tentang buku pertama dari serial My Weird School (klik). Di buku kedua serial ini, ceritanya didominasi oleh tindak-tanduk Mr. Klutz yang bisa dibilang weirdo (sesuai judulnya, hm?).
"Oh, just hanging around," Mr. Klutz said as he pulled himself out of his boots and jumped down onto the floor. "When the blood rushes to my head, it helps me think." (hal. 12)
Keanehan ini bukan tanpa sebab. Bagi Mr. Klutz, apa yang dilakukannya adalah sebagai insentif agar murid-murid berperilaku baik dan belajar lebih giat. Insentif pertama masih wajar, yaitu tawaran mengadakan pesta coklat. Anak SD mana yang tidak tergiur dengan tawaran ini. Jawabannya adalah anak SD yang gak suka coklat. *eh* Untuk mendapat hadiah pesta coklat ini, murid-murid harus menyelesaikan sejuta soal matematika. Namun, berbeda dengan Ryan, bukan karena dia tidak suka coklat, tapi tawaran ini tidak disetujuinya karena dia membenci matematika. Mr. Klutz akhirnya menaikkan tawarannya dengan iming-iming tambahan. Yak, keanehan mulai muncul. Mr. Klutz akan mencium piggy dalam pesta coklat jika sejuta soal matematika berhasil dikerjakan. *kisskiss*
"Well, I did math problem for an hour last night," I said. "That's fifty whole minutes."
"An hour is sixty minutes, dumbhead," Andrea told me.
I was going to tell her that Sixty Minutes was a TV show my parents watch, but Mr. Klutz suddenly burst into our classroom. (hal. 47)
*ngakak guling-guling*
Semua warga sekolah sibuk untuk menyelesaikan misi ini dan akhirnya mereka berhasil. Pesta coklat dan ciuman piggy pun dilaksanakan. Karena merasa iming-imingnya sukses, Mr. Klutz melakukannya lagi, dengan menjanjikan jika setiap murid di sekolah berhasil membuat essay tentang apa artinya Pemilu bagi mereka, maka dia akan naik ke tiang bendera dan begitu sampai puncak, akan mendeklamasikan Pledge of Allegiance-nya US. Selain itu masih ada lagi insentif aneh dan membahayakan dari Mr. Klutz demi menyemangati murid-muridnya untuk belajar.
Kalau di buku pertama pembaca disajikan dengan karakter Miss Daisy yang polos dan menyenangkan. Di buku kedua ini kesan Miss Daisy yang saya tangkap adalah, dia bisa juga marah dan menghukum muridnya. Sedangkan Mr. Klutz, yang memang dari awal sudah diperkenalkan sebagai kepala sekolah yang baik hati, tetap menjalankan peran sebagai karakter yang seperti itu. Hanya saja di sini muncul ide-ide aneh dan lebih banyak membahayakan dirinya untuk mendorong semangat murid-murid.
Tokoh Andrea, yang sedari awal tidak disukai AJ justru jadi pahlawan. Selain pintar, ternyata dia juga lebih dewasa dibanding kawan-kawannya karena dialah yang pertama kali menyadari bahwa Mr. Klutz telah membahayakan dirinya sendiri dan kejadian seperti ini perlu dihentikan karena bagaimana pun anak-anak itu menyayangi Mr. Klutz.
Pemikiran-pemikiran polos AJ dan teman-temannya masih dapat ditemui di sini. Dan istilah-istilah tidak umum pun kembali diperkenalkan, kali ini adalah istilah motivation dan incentive. Buku ini seolah ingin mengajak para guru atau orang tua untuk turut memberikan insentif atas prestasi anak-anak, sehingga mereka bisa lebih termotivasi dan akhirnya terbiasa menjadi anak yang baik perilakunya dan giat belajar.
My Rate:
Aduh keren deh Kepala Sekolahnya >.<
ReplyDeleteBelum ada edisi terjemahan ya Mbak?