Monday, March 24, 2014

Q.E.D. (Quod Erat Demonstrandum) Vol. 33 by Motohiro Katou

Judul: Q.E.D. (Quod Erat Demonstrandum) Vol. 33
Penulis: Motohiro Katou
Alih bahasa: Faira Ammadea
Editor: Sari
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2010


Seorang penyewa yang telah menunggak selama 8 bulan dan dikabarkan menghilang ternyata ditemukan di dalam apartemen sewaannya dengan kondisi sudah menjadi mayat. Tiba-tiba datang seorang wanita yang mengaku sebagai mantan istri si penyewa dan mengatakan bahwa mantan suaminya pasti dibunuh karena korban sering menulis artikel tentang kebobrokan masyarakat.

Di apartemen korban, Touma menemukan telepon genggam milik korban lalu menghubungi nomor terakhir yang dihubungi melalui telepon genggam tersebut. Tersambunglah dengan sahabat korban, Tatsumi. Kana dan Hisanaga segera menemui Tatsumi untuk menyelidiki kasus ini. Perkirannya adalah korban meninggal bunuh diri karena frustasi setelah bercerai dengan Etsumi. Tatsumi pun menceritakan bahwa Mineyama (korban) bukan tipe orang yang bertindak atas nama keadilan, berasal dari keluarga yang biasa saja dan lulusan universitas swasta.


Pencarian informasi dilanjutkan ke rumah mantan istri korban, Etsumi. Berdasarkan keterangan Etsumi, korban adalah lulusan universitas luar negeri, berasal dari keluarga kaya raya, tapi karena tidak sejalan dengan sistem perusahaan orang tuanya, akhirnya dia keluar dari sana dan menjadi penulis artikel. Korban dikenal aktif sebagai sukarelawan dan memiliki rasa keadilan yang tinggi.

Setelah mendengar kedua keterangan yang bertentangan itu, Kana dan Hisanaga kembali ke rumah Tatsumi untuk melakukan klarifikasi. Muncullah sebuah nama baru, Saki, yaitu selingkuhan korban. Saki menduga bahwa korban meninggal karena obat-obatan karena kesehatannya yang kurang baik. Keterangan yang didapat dari Saki adalah korban dulunya seorang penata musik; berasal dari keluarga miskin hingga tak sanggup melanjutkan ke universitas; memiliki sifat pemberontak dan sangat benci pada sistem masyarakat.

Ketiga saksi yang ditemui gadis tersebut memberi keterangan yang berbeda-beda dan bertentangan tentang korban. Setelah menyelidiki barang-barang korban, sepertinya informasi-informasi tersebut benar semua, seolah ada tiga orang dalam satu tubuh. Inilah yang disebut "Ruang Paradoks".

Kasus kedua adalah tewasnya seorang penulis novel detektif yang diduga karena kecelakaan di kamar mandi. Namun, beberapa hari kemudian, salah seorang sahabatnya yang bernama Sadayuki Enoki menceritakan kecurigaannya bahwa korban telah dibunuh mengingat cara meninggalnya persis sama dengan cerita pembunuhan yang sedang dirancang oleh korban. Ada tiga orang lain yang mengetahui trik ini, yaitu Sadayuki Enoki, Toishiro Maitake, dan Mamoru Shimeji. Kesemuanya adalah seorang penulis novel detektif. 

Hari berikutnya datang novelis lain, Toishiro Maitake, yang mengatakan hal serupa dengan Sadayuki Enoki. Untuk menyelidiki lebih lanjut, Kana membuat janji bertemu dengan Maitake dan menanyakan kira-kira siapa yang dia curigai melakukan pembunuhan. Namun, ternyata ketiga kawan korban memiliki motif untuk membunuh; Shimeji yang suka mengkritik soal teori novel dan sering berkelahi dengan korban; Enoki yang pernah diancam akan dilaporkan ke pengadilan jika pinjaman korban tidak segera dilunasi; Maitake yang sering diledek soal pencurian trik yang dilakukannya.

Dua kasus yang cukup panjang dijelaskan dalam panel-panelnya. Fiuh. Tapi saya salut dengan orisinalitas kasus yang diangkat dan trik-triknya, hanya saja soal trik di kasus kedua benar-benar memeras otak saya dalam memahaminya. Kalau dibandingkan dengan komik Detektif Conan, panel-panel yang ada lebih lebar jadi terkesan agak sepi. Ekspresi tokoh-tokohnya pun kurang banyak.

Yang berbeda lagi adalah pengumpulan informasi dalam komik ini lebih banyak dilakukan oleh Kana, teman wanita sang detektif, meskipun analisis dilakukan oleh Touma sendiri. Kemudian, tidak diperlihatkan proses berpikir dan menganalisis sang detektif. Tiba-tiba dia sudah menyimpulkan sesuatu dan menjelaskan alasannya kenapa begini dan begitu.

Untuk kasus pertama, saya sempat bingung tentang tokoh Saki yang tiba-tiba berpendapat "Itu alasan kenapa dia benci pegawai kantor dan mahasiswa yang terlalu mengandalkan perusahaan dan orang tuanya". Padahal, di panel sebelumnya hanya dijelaskan soal Tatsuo pernah memukul atasannya yang menyebalkan dan panel berikutnya tentang korban yang beralih profesi menjadi komposer sambil kerja sampingan.



My Rate:

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...