Friday, February 28, 2014

Evergreen by Prisca Primasari

Judul: Evergreen
Penulis: Prisca Primasari
Editor: Anin Patrajuangga
Penata isi: Lisa Fajar Riana
Penerbit: Grasindo
Jumlah halaman: 203
Cetakan kedua: Oktober 2013
Harga: Rp 34.400
*Beli di parcelbuku.net*


Bagi mereka yang merasa memiliki passion di bidang penerbitan dan perbukuan, bekerja di salah satu penerbit terkemuka adalah sebuah impian. Bekerja di bidang yang sesuai passion bisa dibilang berada di zona nyaman. Namun, apa jadinya jika suatu saat kondisi itu harus kita relakan? Melepaskan diri dari zona nyaman memang tidak mudah, apalagi ini soal pekerjaan yang dirasa "kita banget".


Kondisi itu dialami oleh Rachel Yumeko River. Seorang mantan editor keturunan Jepang-Kanada di sebuah penerbitan ternama Jepang, Sekai Publishing. Karena suatu hal, Rachel dipecat dari jabatannya itu, jabatan yang telah memberinya kenyamanan. Pemecatannya itu berbuah kekecewaan yang mendalam, Rachel depresi, sulit move on. Hampir tiap hari dia menghubungi keempat sahabatnya untuk mencurahkan masalahnya. Saran mereka selalu sama, yaitu meminta Rachel mencari pekerjaan baru. Semudah itu kah? Semakin lama Rachel semakin jauh dari sahabat-sahabatnya. Tidak ada yang mengangkat teleponnya lagi.

Bahkan setelah beberapa minggu pun, saat penduduk Shibuya sedang bersuka cita menyambut musim semi dan melakukan hanami di Koen-dori, Rachel masih terlihat kacau. (hal 3)

Karena merasa passion-nya adalah menjadi editor, dia pun melamar ke penerbitan lain, tetapi sedang tidak ada lowongan di sana. Kenalannya yang bekerja di sana memberitahu jika dsuasana hatinya sedang kurang enak, maka dia pergi ke Evergreen, sebuah kafe es krim. Lalu pergilah Rachel ke Evergreen dan memesan sorbet stroberi. Diamat-amati, kafe ini interiornya unik, pelayanannya pun menyenangkan. Saat itu, yang melayaninya adalah Fumio, salah satu karyawan Evergreen. Backsound lagu-lagu The Beatles mengiringi tiap suapan para pelanggan. Saat itu pula Rachel berkenalan dengan Yuya, sang pemilik kafe. Rachel juga bertemu pelanggan lain yang belakangan diketahui bernama Toichiro, pelanggan tetap Evergreen.

Rachel mengangguk ragu, memandang sekeliling. Kesan pertama yang terlintas di benaknya hanya satu. Rumah. (hal. 11)
"Makanan yang dibuat dengan hati senang akan terasa lebih berkesan." - Fumio (hal. 64)

Setelah hari itu, Rachel berkunjung lagi ke Evergreen, masih dengan membawa depresinya. Kali itu, kunjungan Rachel membuat kesal Kari, karyawan wanita di Evergreen. Ditambah Rachel yang masih tidak ingin beranjak dari kafe es krim, meskipun kafe itu sudah mau tutup karena akan ada acara gathering khusus karyawan Evergreen. Yuya mengizinkan Rachel untuk tetap tinggal karena dari wajahnya tersirat keinginan ber-jisatsu (bunuh diri). Pada waktu gathering, karyawan Evergreen membagi kenangannya tentang apa pun dengan tujuan saling mengenal antarkaryawan dan menambah rasa kekeluargaan di antara mereka. Dari sana lah Rachel mulai mengenal karyawan Evergreen lebih dekat.

"Menurutku kenangan tidak perlu dibagi. Kalau dibagi, tidak akan terasa istimewa lagi." - Toichiro (hal. 41)

Berikutnya, Yuya memaksa Rachel untuk bekerja di Evergreen. Rachel langsung menolak. Tapi bukan Yuya namanya kalau tidak melakukan segala cara agar keinginannya terpenuhi. Rachel pun terpaksa bekerja di sana. Awal kehidupan baru dimulai. Kehidupan dimana Rachel mulai belajar dan memahami banyak hal soal perasaan orang lain, dari seluruh karyawan Evergreen, Toshi (adik Fumio), dan Toichiro.

"Kau tidak akan kehilangan orang yang kau sayangi, kecuali kau melupakannya. Aku akan berusaha untuk tidak melupakan semua yang kucintai. Hati seseorang jauh lebih kuat dari otaknya." - Toshi (hal. 139)

Salah satu alasan saya membeli novel ini adalah karena kovernya yang memikat. Kedua, karena rating goodreads-nya bagus. Alasan berikutnya adalah karena novel ini berlatar negeri sakura, yaitu Jepang.

Bagi Anda yang mengharapkan novel bernuansa romantis, silakan pupuskan harapan itu sejak dini karena novel ini tingkat romantismenya hanya sekitar sepuluh persen. Kisahnya sendiri didominasi oleh pesan-pesan moral tentang kehidupan dari tokoh-tokoh yang ada. Dari sakitnya Toshi, latar belakang keluarga Yuya, kenangan Kari dengan sahabatnya, masalah istri Toichiro, dan pastinya kisah hidup Rachel sendiri.

Alurnya mengalir dengan pas, tidak terlalu cepat atau lambat. Bisa jadi tanpa sadar pembaca sudah sampai di akhir cerita, saking terhipnotisnya dengan kisah hidup masing-masing tokoh dan cara mereka belajar. Tapi rasa-rasanya kisah hidup mereka masih bisa digali lebih dalam lagi, sehingga pembaca bisa lebih mengenal masing-masing tokoh dengan baik. Dan kalau boleh saya bocorkan sedikit, kisah mereka semua berakhir dengan bahagia.

Mengingat latar tempatnya adalah di Jepang sana, penulis pun kerap mencampurkan kata-kata berbahasa Jepang dalam karyanya ini. Akan tetapi, pembaca tidak perlu khawatir karena ada catatan kaki yang menuliskan arti dari kata-kata ini.

Dari sisi kulinernya, penulis sering menyebut berbagai es krim, sorbet, liquor, wafel, dan makanan yummy lainnya. Namun, masih kurang detail penjelasannya untuk beberapa makanannya, sehingga kurang bisa menggugah selera. Mungkin memang karena ini bukan tujuan dari novel ini ya. Meskipun begitu, tetap ada bagian yang cukup bisa membuat saya ngiler, yaitu saat Fumio membuat wafel. Rasanya aroma wangi wafelnya sampai ke hidung saya....ditambah imajinasi makan es krim dengan wafel. Mauuuuu... >w<

Selain itu, sangat disayangkan hurufnya kecil-kecil. Saya sedikit kurang nyaman sebenarnya, tetapi mengingat cerita buku ini yang lumayan seru, dibetah-betahin bacanya. :p


My Rate:




8 comments:

  1. Wah, sepertinya menarik nih, tentang editor yang banting setir, hohoho.
    Mau pinjem, Nissa >,<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya chei, susah move on banget si Rachel di awal-awal.
      Boleh kok. Kalo udah waktunya mau kukirimin, wasap aja ya. Ntar sekalian kukirim yang My Weird School..

      Delete
  2. Aku baru baca tulisannya Prisca yang Eclair, temanya juga kuliner gitu... :D

    @lucktygs
    http://luckty.wordpress.com/2014/02/27/review-macaroon-love/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Denger eclair jadi inget produknya cadburry.. :9

      Delete
  3. hmmm nama tokohnya agak aneh ya.. hahaha... btw jadi pingin makan wafel XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku belum pernah makan wafel sama es krim.. *_*

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...