Monday, November 18, 2013

Rose by Sinta Yudisia

Judul: Rose
Penulis: Sinta Yudisia
Penyunting bahasa: Mastris Radyamas
Setting: Lilik Kurniawan
Desain sampul: Andhi Rasydan
Jumlah halaman: 320
Penerbit: AfraNOVELA
Cetakan ke-1: Januari 2012
*Pinjem dari Mbak Ziy*



Buku ini adalah sebuah novel fiksi realita. Menceritakan tentang kehidupan Bu Kusuma dengan keempat anak perempuannya. Semenjak meninggalnya suami Bu Kusuma, kehidupan mereka berlima semakin terpuruk terutama dari segi finansial, ditambah dengan Bu Kusuma yang sering sakit.

Keempat anak itu adalah Dahlia, Cempaka, Mawar, dan Melati. Dahlia adalah si sulung. Sejak ayahnya meninggal, statusnya berubah menjadi tulang punggung keluarga. Bekerja dari pagi hingga malam di sebuah pabrik dengan penghasilan yang tidak seberapa. Cempaka adalah anak kedua, primadona keluarga. Lelaki mana yang tak terpikat parasnya yang ayu. Oleh karena itu, banyak teman pria Cempaka yang sering bertandang ke rumah. Mawar adalah si tomboy. Dulu, ayahnya menginginkan seorang anak lelaki setelah kelahiran kedua anak perempuannya. Sayang, Allah berkehendak lain, Mawarlah yang lahir kala itu. Ayah pun mendidik Mawar dengan keras, layaknya seorang anak lelaki. Tapi Ayah tetap menyayangi Mawar. Mawar dan Cempaka kerap adu mulut. Banyak hal yang mereka tak sepakat tentangnya. Melati adalah si bungsu, anak paling bontot, paling manja, tapi juga paling perasa. Setelah Dahlia yang otomatis menjadi tulang punggung keluarga, Melati lah yang berikutnya tersadar untuk ikut membantu ekonomi keluarga.


Konflik demi konflik terjadi dalam keluarga yang rapuh itu. Melati mulai berbohong, membelanjakan uang yang cukup besar dan dibutuhkan keluarganya untuk membeli kaos mahal demi menghadiri jumpa fans dari radio favoritnya. Cempaka yang akhirnya memilih tinggal di kos-kosan karena terlalu sering bertengkar dengan Mawar. Belum lagi soal penagih utang yang senantiasa menghantui keluarga mereka. Dan masih ada segudang konflik yang membelit mereka. Solusi didapat dengan serangkaian proses yang manusiawi.

Dosa tak dapat ditutupi dengan dosa. Keburukan harus ditebus dengan kebaikan, meski rintangan yang dihadapi semakin besar dan menikam. (h. 212)

Di dalam novel ini, pembaca akan disajikan proses metamorfosis tokoh-tokohnya. Bagaimana mereka yang awalnya biasa-biasa saja dari segi pemahaman agama, hingga menjadi sosok yang selalu melibatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan. Dan betapa tidak mudahnya jalan yang harus mereka lalui menuju ke sana, terutama Mawar sebagai tokoh sentralnya.

Jika dibandingkan karya Sinta Yudisia yang berjudul Existere (review bisa dilihat di sini), novel ini lebih ringan, alurnya juga lebih cepat. Pendeskripsian penulis atas suatu tempat atau situasi pun tidak terlalu banyak/detil. Dalam novel ini justru lebih tergambarkan isi hati tokoh-tokohnya. Bagaimana mereka memecahkan konflik batin yang dialami.

Di mata saya, tidak ada adegan yang serupa sinetron dalam novel ini. Entahlah, tapi yang melekat bagi saya adalah sinetron itu serba berlebihan, hehe, sedangka dalam novel ini, saya tidak menemukan suatu hal yang berlebihan. Bumbu konflik yang berlapis tetap sesuai takarannya. Tiap potongan episode kehidupan keluarga mereka sangat "seru" untuk disimak. Karakterisasi tokoh-tokohnya pun dibangun dengan baik. Sayang, kisahnya tetap harus berakhir, hehe.

Masih ada beberapa kesalahan pengetikan, tapi jumlahnya masih dapat ditoleransi dan masih dapat diabaikan mengingat jalaninan cerita yang disuguhkan penulis begitu padu. Ah ya, kesan pertama yang saya dapat ketika membuka novel ini, jenis hurufnya kurang bersahabat dengan mata karena tipisnya, meskipun lama kelamaan mata pembaca mampu beradaptasi oleh keadaan ini.

Novel ini adalah salah satu fiksi realita yang laya dinikmati. Cocok dibaca oleh ragam usia, kecuali anak-anak, mengingat cukup peliknya konflik yang disajikan penulis. Terakhir, izinkan saya untuk mengutip beberapa kalimat yang saya dapat dari novel ini.

"Kalau kita sungguh-sungguh taat sama Allah, kesulitan itu akan mudah diatasi."
"Percayalah, Mel. Percayalah pada Allah. Kalau bukan Dia yang menolong kita, terus siapa?" (h. 94)

Pada suatu masa, ada baiknya tak mencari-cari ilmu sendiri, namun dituntun oleh mereka yang memang memiliki kapasitas, baik kebijaksanaan maupun kadar pengetahuan. (h. 142)

My Rate:

 

3 comments:

  1. Aku udah baca buku ini blm ya? *lupa*
    Aku punya bukunya, dan kayaknya udah pernah kubaca deh.. Menurutku ga begitu bagus *makanya aku lupa udah pernah dibaca apa ngga*
    Aku suka karyanya yg Existere, dan menurutku Rose ini gak se-bagus Existere.. XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo existere aku kurang sukanya dia banyak cerita detil, setipe sm Rinai. Aku lebih suka yang to the point sih.. =D

      Delete
    2. Aku agak lupa, namun yang aku suka dr Existere itu pesan moralnya sih.. Tentang yg perempuan baik-baik sm laki-laki baik, trs kalau gitu ga ada kesempatan dong buat yg mau berubah..? Nah itu yg aku suka, ide ceritanya lain drpd yg lain..

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...