Monday, August 19, 2013

The Fault in Our Stars

Judul: The Fault in Our Stars - Salahkan Bintang-Bintang
Penulis: John Green
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penyunting: Prisca Primasari
Penerbit: Qanita
Jumlah halaman: 424
Cetakan ke-I: Desember 2012
*Menang GA dari Mbak Ren


Jadi, darimana kita mau memulainya? Hm, aku bingung harus menulis apa di sini. But I've decided to try. 

Okay, here I come.

"Bahkan kanker pun sesungguhnya bukan orang jahat. Kanker hanya ingin hidup." - Hazel Grace (h. 330)

Hazel Grace Lancester, seorang remaja berusia enam belas adalah seorang pengidap kanker tiroid. Setiap pekan dia harus menghadiri pertemuan Kelompok Pendukung, semacam pertemuan-saling-dukung orang-orang penderita kanker. Di sinilah dia bertemu dengan Augustus Waters, dia yang berhasil selamat dari kanker, tapi harus kehilangan sebelah kakinya. Gus (begitu panggilannya) datang ke pertemuan itu atas ajakan Isaac, sahabatnya. Isaac juga anggota Kelompok Pendukung, penderita kanker mata yang telah kehilangan salah satu matanya. Dan nantinya dia juga harus kehilangan mata satu-satunya itu menjadi buta.


Ah, biar kuceritakan seperti apa Augustus Waters, menurut Hazel Grace, tentu saja! Gus adalah lelaki yang seksi! Bahkan suaranya. Dan menurutku sendiri, dia humoris. Hehe. Ini terlihat dari seringnya lelucon yang dia lontarkan untuk Isaac, well, lelucon sarkastik sih, tapi toh ketika kamu benar-benar mengenal karakter sahabatmu yang memang demikianlah caranya bercanda, that will be okay. Berikutnya, Gus itu romantis. Ya, baca sendiri ya sisi romantisnya. Daripada kalian melting pas baca reviewku. :P 

Ceritanya, Hazel dan Gus saling tertarik sejak pertemuan pertama mereka. Hazel juga langsung dikenalkan dengan kedua orang tua Gus lho. Secepat itu? Iya. Well, aku juga kurang tahu sih standardnya Hazel menerima ajakan orang yang baru dikenalnya seperti apa. Tapi, kalau aku sendiri pasti langsung menolak. Oke, kembali ke cerita. Berikutnya, mereka pun saling merekomendasikan bacaan masing-masing. Hazel merekomendasikan novel favoritnya berjudul "Kemalangan Luar Biasa" dan Gus merekomendasikan "Ganjaran Fajar". Novel sendu versus thriller. Tapi kedunya sama-sama menyukai novel-novel rekomendasi satu sama lain. Bahkan Gus (dengan bantuan dana dan akomodasi dari Yayasan Peri) mengajak Hazel yang begitu penasaran dengan akhir cerita "Kemalangan Luar Biasa" untuk menemui langsung penulisnya di Amsterdam! Kesukaan Hazel atas buku rekomendasi Gus ditunjukkan dengan Hazel yang juga menikmati versi video game dari "Ganjaran Fajar".

"Nah, aku tidak akan menyerahkan Keinginanku kepadamu atau apa. Tapi, aku juga tertarik untuk menemui Peter Van Houten, dan tidak masuk di akal jika aku menemuinya tanpa gadis yang memperkenalkanku pada bukunya." - Augustus Waters (h. 124)

Di luar itu, ada satu hal yang Hazel risaukan. Dia menyadari bahwa umur penderita kanker tidak mungkin lama. Dan dia tidak ingin menjadi "granat" bagi siapa pun, termasuk Gus. Dia tidak ingin kematiannya nanti akan membuat orang lain begitu kehilangan dan akhirnya menyakiti mereka. Hazel pun menimbang-nimbang untuk memberi jarak antara dia dan Augustus Waters. Tapi dia gagal. Yang terjadi adalah hubungan mereka semakin hari semakin dekat. Termasuk hubungan Hazel dengan orang tua Gus, begitu pula sebaliknya, dan hubungan kedua orang tua mereka. Bahkan ada rahasia Gus yang diketahui orang tua Hazel, tapi tidak diketahui Hazel.

Tentu saja aku tahu mengapa Augustus tidak berkata apa-apa: alasan yang sama mengapa aku tidak ingin dia melihatku di ICU. Aku tidak bisa marah kepadanya, bahkan sejenak pun, dan kini setelah aku mencintai sebuah granat, barulah kupahami betapa t***lnya upaya untuk menyelamatkan orang lain dari ledakanku sendiri yang akan terjadi: Aku tidak bisa membatalkan cintaku pada Augustus Waters. (h. 288)

***

Aku tertarik membaca buku ini karena banyaknya teman-teman BBI yang memberi rating tinggi untuk buku ini. Ditambah info tentang betapa menguras-air-mata-nya buku ini. Tapi jujur, aku tidak menangis ketika membaca novel ini. Bukan, bukan karena ceritanya yang tidak bagus. Ceritanya bagus banget kok. Tapi mungkin tema sicklit antarkekasih belum mampu menembus relung hatiku. Halah. Bahkan ketika akhirnya *sensor*, aku juga tidak menangis. Ya, preferensi orang kan beda-beda ya. Tulisan John Green di sini memuaskanku kok. Gaya penulisannya juga bagus, apalagi kalau yang kamu baca adalah edisi bahasa Inggrisnya. Pasti akan banyak kamu temui kalimat-kalimat yang indah di sana. :) Mengenai karakter-karakter tokohnya, karakter mereka dibangun dengan sangat baik.

John Green memuat beberapa kata dan singkatan yang kurang familiar bagi otakku, sayangnya tidak semua diberi penjelasan berupa catatan kaki atau indeks istilah. Ini sedikit menyulitkanku yang kamus istilah di dalam otaknya masih sempit. Bagi kamu yang wordgeeks, pastikan kamu selalu didampingi kamus ketika membaca novel ini. Nah, untungnya adalah istilah-istilah itu membuat koleksi kosakata di kepalamu bertambah kan? Menurutku, cukup banyaknya istilah yang digunakan John Green membuatku merasakan kecerdasan penulis. Emm, Hazel Grace, maksudku, karena John Green menulis novel ini dengan sudut pandang orang pertama yang serba tahu. Bahkan sepertinya Hazel Grace bisa begitu memahami isi hati orang lain.

Dari sisi penampakan bagian isi novel, tidak ada masalah pada ukuran huruf maupun spasi antar kata dan antar barisnya. Hanya saja, ornamen hati dan bintangnya sedikit mengganggu karena menimpa beberapa huruf dalam halaman itu. Meskipun demikian, kamu tidak perlu khawatir, hurufnya masih dapat terbaca kok. Kemudian, ada kata yang cukup mengganggu mata dan hatiku. Aku kurang nyaman membaca kata "t*l*l", menurutku ini terlalu kasar. Sebenarnya kata ini bisa saja diganti dengan kata "bodoh". Tapi kalau maksudnya penerjemah tetap ingin memunculkan sisi sarkastik dari pergaulan Hazel-Gus-Isaac (aku tidak bisa menyebut sebagai "pergaulan orang/remaja Amerika" karena aku tidak mau menggeneralisasi, siapa tau ada di antara mereka yang tidak seperti itu), dia cukup berhasil.

Aku bingung, sebenarnya berapa usia Hazel pada novel ini? Enam belas atau tujuh belas tahunkah? Atau penerjemahnya yang salah ketik? Atau alur ceritanya mundur? Ini saya kutipkan dari kalimat pertama novel terjemahannya:

 Di penghujung musim dingin usia ketujuh belasku, Mom menyimpulkan aku depresi.

Jadi, berapa usia Hazel dalam novel ini? Someone please tell me. :P

Berikutnya, soal sampul edisi terjemahan. Seperti yang juga disebutkan dalam review-review pembaca yang lain, sampulnya memang terlihat kekanak-kanakan, sehingga bisa jadi mereka yang belum tahu tentang buku ini justru mengira bahwa ini adalah buku anak-anak. Well, untungnya ada label "romance" di pojok kanan atas sampul yang sedikit membantu calon pembaca tentang genre novel ini. Selain itu, jelas-jelas di dalam novel disebutkan kalau Hazel ini potongan rambutnya model bob, tapi sampulnya malah menggambarkan dirinya dengan rambut diikat ekor kuda. Wew, jangan-jangan itu bukan Hazel! *bekap mulut* Kalau aku boleh memilih sampul mana yang lebih menarik, tentu aku akan memilih sampul edisi aslinya. XD Terakhir, edisi terjemahan ini masih tidak luput dari kesalahan berupa kata/kalimat-yang-tidak-perlu-diterjemahkan-tapi-diterjemahkan.

FYI, untuk kamu yang bertanya-tanya mengapa judulnya seperti itu, ini dia jawabannya: judul novel ini  diambil dari balasan surat Peter Van Houten yang ditujukan pada Gus.

Seandainya gadis itu lebih sehat atau kau lebih sakit, maka bintang-bintang tidak akan membawa takdir, walaupun secara alami bintang-bintang memang membawa takdir, dan Shakespeare sangatlah keliru ketika menyuruh Cassius berkata, "Kesalahannya, Brutus tersayang, bukanlah pada bintang-bintang/Melainkan pada diri kita sendiri." - (h. 151-152)


My Rate:

 

11 comments:

  1. Ini novel yang bikin banyak orang nangis waktu baca. Aku... belum baca. Pinjem dong Nis ;p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh. Mau kukirim ato nunggu next kopdar aja nih? hehe..

      Delete
  2. Wah ... udah lama pengin punya buku ini. Di gramedia kotaku, buku ini ada di katalog tapi gak ada pas dicari :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. :O tinggal dimana kak? Beli online ongkosnya mahal ya?

      Delete
  3. Review dari mbak lengkap banget
    Karena pas baca judulnya, aku juga bingung.
    Judulnya The Fault in Our Stars, tapi ceritanya tentang penderita kanker
    Tapi arti judul buku itu sudah terjawab di pragraf terakhir "Seandainya gadis itu lebih sehat atau kau lebih sakit, maka bintang-bintang tidak akan membawa takdir, walaupun secara alami bintang-bintang memang membawa takdir, dan Shakespeare sangatlah keliru ketika menyuruh Cassius berkata, "Kesalahannya, Brutus tersayang, bukanlah pada bintang-bintang/Melainkan pada diri kita sendiri." - (h. 151-152)

    Makasih review kerennya mbak. *siap-siap hunting buku ini

    -rizka-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2, setelah hunting, jangan lupa dibaca yaa.. XP

      Delete
  4. baru selesai baca nis, terjemahannya kurang enak, gak luwes. Setujuuuu, gambar hati-hati di tiap halaman itu lebay banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyak. Ganggu bingit, soalnya suka nutupin huruf. Meskipun masih bisa kebaca, tapi ttp aja nggak banget menurutku..

      Delete
  5. Mau nanya hehe kalo beli paperback tp masih versi englishnya dimana ya? Hehe thankyouuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo mau beli online bisa di sini http://www.periplus.com/p/9780141345659/the-fault-in-our-stars-john-green?path=1&select_cat=&filter_name=the%20fault%20in%20our%20stars

      atau di tokbuk yang jual buku2 impor juga suka ada, misalnya gramedia (yang agak gedean), periplus, kinokuniya, books n beyond..

      Delete
  6. Di gramed masih ada gak ya kak? Atau cd aslinya kira kira udh keluar belum? Info nya ya kak. Makasih

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...