Friday, August 30, 2013

Sceen on Three #2

Selamat datang tanggal yang ada angka tiganya. Waktunya "Scene on Three". Memasuki SoT yang kedua, aku akan memasukkan adegan yang berkesan. Kesannya di sini "nyess" gitu pas baca. Bukan "nyess" yang adem, tapi yaa gitu lah. Simak aja cuplikannya ya.


"... Kalau memang Tuhan itu ada, kalau memang Tuhan itu Maha Pemurah, kenapa Dia menganiaya kalian dengan semua kesulitan itu? Kau harus sembahyang 5 kali sehari. Kau harus puasa sebulan setahun. Kau harus pergi haji, berpanas-panasan dan berdesak-desakan seperti yang kulihat di TV. Kenapa harus begitu? Dan kenapa kau harus mau? Itu tidak logis!"
... Stefan tidak percaya bahwa Tuhan itu ada.
...
"Okay Stefan, sebelum aku menjawab pertanyaanmu, aku juga punya pertanyaan untukmu... By the way, berapa biaya asuransi kesehatan yang harus kau bayar setiap bulan?"
"Hmm, aku membayar premi asuransi kesehatan dari berbagai perusahaan, mungkin jumlahnya sekitar 90-an Euro," kata Stefan.
"Buat apa kau membayar sebanyak itu? Toh kau juga jarang masuk rumah sakit."
"Kau ngaco Rangga. Kita kan tidak pernah tahu. Kalau sepulang dari kafe ini aku ditabrak orang, bagaimana? Setidaknya aku bisa tenang karena ada perusahaan yang membayari ongkos rumah sakitku," Stefan tampaknya tak sadar dia baru saja menjawab pertanyaannya sendiri.
"That's the point, Stefan. Kau membayar premi asuransi agar kau tenang. Demikian pula aku. Aku bisa menganalogikan semua ibadah yang kulakukan sebagai premi yang harus kubayarkan kepada Tuhan. Agar aku merasa tenang dan damai."
"Kau takkan pernah tahu apa yang terjadi setelah mati, kan?" lanjut Rangga.
"Mati ya mati. Selesai," jawab Stefan.
...
...banyak hal di dunia ini yang perlu difahami dengan hati, kekuatan emosional, dan spiritual yang tak mungkin dijelaskan dengan daya pikir manusia yang serba terbatas.
(h. 214-218, 99 Cahaya di Langit Eropa)
Dicukupkan saja ya kutipannya. Masih panjang sebenarnya, sampai halaman 219 malah. Adegan ini sangat berkesan bagiku, terutama tentang cara berpikir Rangga. You know, berdebat dengan orang yang berbeda pendapat atau pemikiran, terlebih ini soal keyakinan, memang sulit. Keduanya punya prinsip kebenaran yang sudah tertanam dalam diri mereka. Akan tetapi, setidaknya Rangga sudah mampu menjelaskan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, meskipun dijelaskan dalam novel ini bahwa sebenarnya ibadah pada Tuhan memang tidak bisa disamakan dengan hubungan transaksional duniawi. Dan kalimat yang saya kutip terakhir menjadi kata kuncinya.

Jika ada kutipan berkesan dari bacaan kalian, boleh dibagi di sini, caranya:
  1. Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
  2. Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
  3. Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
  4. Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post SoT milik Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
  5. Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).

3 comments:

  1. emang ada 2 tipe orang, yg melihat dulu baru percaya atau pecaya dulu baru melihat.

    ReplyDelete
  2. Can't agree more :)
    Btw, aku udah baca buku ini, tapi baru inget adegan ini pas baca judul bukunya, hehe..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...