Monday, August 26, 2013

99 Cahaya di Langit Eropa

Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa - Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Penulis: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Desain Isi & Grafis Peta: Suprianto
Desain Sampul: Hendy Irawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-8: Mei 2012
Harga: Rp. 69.000
*Beli di Gramedia Matraman* *Mahal bener, tapi demi dapet kembalian receh buat naik angkot, aku relaa..*


Tiga tahun berada di perantauan yang jauh sekali dari rumah, tentu sangat disayangkan jika hanya membawa oleh-oleh berupa foto dan makanan. Inilah Hanum S. Rais, puteri dari Amien Rais, bersama suaminya yang membawakan oleh-oleh berbeda sepulang mereka merantau ke negeri orang. Mereka membawa pulang pengetahuan sejarah, semangat, dan kebanggaan menjadi seorang muslim.

Melalui novel ini, kita akan disuguhi agenda traveling yang tidak sekadar mencari hiburan semata. Mulai dari Wina di Austria, Paris di Perancis, Cordoba dan Granada di Spanyol, lalu ke Istanbul di Turki, kota-kota bersejarah bagi umat muslim. Kota-kota di Eropa tersebut, banyak menggambarkan betapa berjayanya umat muslimin masa itu. Dan betapa tingginya peradaban mereka dibandingkan dengan Eropa. Namun, kini yang terjadi adalah kebalikannya. Dalam perjalanannya dari satu tempat ke tempat lain, penulis juga belajar dari kawan seperjalanannya, seperti Fatma, Imam Hashim, dan Marion. Mereka juga belajar dari orang-orang yang Allah pertemukan melalui cara-Nya, misalnya Stefan si ateis yang suka berdebat dengan Rangga, Hassan si penjaga kios daging babi, dan Sergio yang juga ateis, si pemandu wisata di sekitar Mezquita, Cordoba.

"... Sesungguhnya yang disebut The City of Lights adalah Cordoba. Kota inilah renaissance Eropa yang sesungguhnya. Semua berasal dari Mezquita itu. Kota yang tak hanya terang karena fisik, tetapi juga karena 'ini' juga mengalami keemasan," kata Marion sambil menunjuk kepalanya. (h. 193-194)

Saya sama sekali tidak menyesal membeli buku ini dengan harga segitu. Saya sangat menikmati membacanya. 99 Cahaya di Langit Eropa adalah buku yang sarat pesan bagi para muslim di seluruh penjuru bumi agar menjadi "Agen Muslim yang Baik". Dikemas dalam bentuk novel, pilgrimage yang dilakukan Hanum dan Rangga tidak membosankan, justru menyenangkan. Ilmu pun bertambah dengan cara yang smooth, berbeda sekali dengan apa yang saya rasakan ketika membaca buku-buku sejarah jaman sekolah dulu.

Sampul mukanya mengingatkan saya akan sebuah novel karya A. Fuadi, novel yang membesarkan namanya. Novel itu adalah Negeri 5 Menara. Bagi saya keduanya memiliki kemiripan dengan memajang bangunan tinggi dan langit. Bedanya terletak pada susunan bangunan-bangunan itu. Di novel karya A. Fuadi, kelima menara mengelilingi sampul, sedangkan di sini, bangunannya ditata secara horizontal. Di luar kemiripan itu, saya tetap menyukai desain sampul mukanya.

Tidak perlu diragukan bagaimana Hanum mengemas kata demi kata, dan kalimat demi kalimat dalam novel ini. Pengalamannya sebagai jurnalis salah satu stasiun TV swasta di Indonesia membuat kemampuan menulisnya tentu bertambah mantap. Sejauh ini, saya cukup menikmati novel yang ditulis oleh mereka yang berpengalaman menjadi jurnalis, misalnya A. Fuadi dan Hanum sendiri. Soal ukuran huruf, sangat memanjakan mata saya yang minus ini. Ukurannya pas, tidak terlalu besar dan boros kertas, tapi juga tidak terlalu kecil.

Saya sangat mengapresiasi adanya foto-foto situs yang Hanum dan Rangga kunjungi di Eropa, dengan glossy paper  dan berwarna. Namun, akan lebih informatif dan "mengena" ke ingatan pembaca jika foto-foto tersebut disisipkan di sekitar cerita yang sedang membahas mereka.

Yang saya sayangkan adalah banyaknya komentar dari orang-orang "penting" di dalamnya. Menurut saya, kalaupun ada komentar-komentar seperti ini, tidak perlu dimuat terlalu banyak. Dua setengah lembar, hanya untuk bagian "Komentar Tokoh". Toh, kalau memang bukunya bagus, nanti akan laris juga. Satu lembar cukuplah untuk bagian itu. Selain itu, format alignment-nya menggunakan rata kiri, sehingga memunculkan kesan kurang rapih di bagian kanan yang mencuat di sana-sini (tidak rata). Entah memang sengaja formatnya dibuat seperti ini atau bagaimana. Tapi mata saya kurang bersahabat dengan ketidakteraturan seperti ini.

Dari sisi EYD, masih terdapat beberapa kata asing yang seharusnya dimiringkan, tapi tidak dimiringkan, misalnya "curriculum vitae" di halaman 23. Lalu ada kata penghubung "namun" yang salah ditempatkan. Kata "namun" seharusnya digunakan sebagai kata penghubung antarkalimat. Pada novel ini, kata "namun" selalu digunakan sebagai kata penghubung intrakalimat. Seharusnya, kata "namun" diganti oleh kata "tetapi" yang memegang peranan sebagai kata penghubung intrakalimat. Selain itu, beberapa kalimat yang kurang efektif karena mengulang kata yang sama, contohnya ada pada kutipan yang saya cantumkan di atas, yaitu pada halaman 194.

Ada satu kutipan yang berkesan bagi saya, dituliskan Hanum ketika mengisahkan Hassan, seorang muslim penjaga kios daging babi. Di sana, hanya kios itu yang mau menampung Hassan bekerja. Hanum urung menceramahi Hassan soal pekerjaannya. Ia teringat kata-kata ayahnya.

Kau tidak akan bisa melarang orang, tidak boleh ini tidak boleh begitu, atau ini haram dan itu halal, jika perut orang yang kau ceramahi itu keroncongan. (h. 250)

Ya, masalah perut adalah masalah yang sensitif dan rumit. Kata-kata di atas tuh sama aja kayak kamu ceramahin orang lain biar cepet nikah, tapi kamu gak ngasih solusi buat nyariin calon. Pfft. #eh sorry, ngelantur. Oke disudahi saja review-nya. :p

My Rate:

57 comments:

  1. wow kasih bintang 4, bagus ya ceritanya, kapan2 mau baca juga ah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo dilihatnya pake prinsip "substance over form" sih bagus ceu, hehehe..

      Delete
  2. assalamu'alaykum mba nisa :D
    salam kenal ~~

    ini buku yang keren bangeetlah ^_^
    bikin mupeng, bikin pengen jadi jilbaber penakluk dunia,
    pengen jadi agen muslim yang baik, yang rahmatanlil'alamin :D
    thumbs up buat mba hanum sama misua :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam..Salam kenal juga~

      Iya, aku paling nyess itu di adegan Rangga debat sm temennya ttg eksistensi Tuhan.

      Delete
  3. Salam kenal ya :))

    Wah jadi makin penasaran dengan baca buku ini .__. apalagi kan katanya buku ini bakal difilmkan dengan pemain-pemain yang keren-keren :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga~
      Yuk, sebelum nonton filmnya, dibaca dulu bukunya. =D Filmnya kayaknya bakal jadi salah satu film yang harus-ditonton-di-bioskop buatku. >_<

      Delete
  4. @chi_yennesy...

    Sudah baca buku ini, dan memang bagus... apa lagi mau di Film kan.. Lanjutannya "Berjalan di Atas Cahaya", tetap lebih suka isi buku ini dari pada lanjutannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah belum tertarik baca lanjutannya ._.

      Delete
  5. Baca buku ini karena tertarik sama jalan2nya, tapi buatku masih ada sesuatu yang kurang nendang. Belum baca buku keduanya. Abis baca buku ini dan Rantau 1 Muara jadi penasaran bgt sama Ibn Rusyd.
    @SitiMaslihah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa tuh kak yang kurang nendang? Sini dibantu nendang. #eh

      Delete
  6. Kalau saya kasih poin 5 buat buku ini. Buku travelling pertama yang bikin saya tercengang-cengang :O

    ReplyDelete
  7. Wuaaa, iya, dulu berpikir mau beli buku ini dan belum kesampaian >< jadi makin teryakinkan untuk baca ehehe. apalagi buku ini juga mau difilmkan kan ya^^ terima kasih ya untuk sharingnya >< salam kenal :D

    Khairisa R. P
    @rd_lite
    http://krprimawestri.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga. Baca dulu sebelum nonton ya, hihihi

      Delete
  8. Pengen deh baca bukunya. Tapi, harganya "segitu" banget $_$

    ReplyDelete
  9. dari reviewnya aja udah ketahuan ini buku pasti menarik banget :D
    tapi mahal nih kalo beli, nunggu pinjeman aja kali ya ehehe ._.v

    ReplyDelete
  10. jadi pengen nyoba baca >~< *ayo2 uang, ngumpul dong biar bisa beli buku baru*

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi...nabung kak, atau nunggu obralan.. =D

      Delete
    2. hehehe...
      nunggu obralan aja dh ukhti... :p

      Delete
  11. Setelah lihat review ini dan d blog lainnya, jd ngiler bgt pengen buku ini deh,,pengen pengen pengen tp bagaimana lagi belum terkumpul dana + waktu untuk bebrurunya....-_-"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beli online aja kakaaaak~
      Nabung seribu sehari.. ^_^"

      Delete
    2. emng dmna bisa baca online??

      Delete
  12. 99 Cahaya di Langit Eropa, keren benget pasti, pernah tahu sebelumnya, tapi belum kesampaian beli :)
    Ini novelnya dari kisah nyatakah? Kok dari reviewnya kedengarannya begitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ini novel dari kisah jalan-jalannya hanum & rangga di eropa..

      Delete
  13. Wuah ini 99 cahaya di langit eropa yang paling ditunggu-tunggu filmnya
    Selain karena novelnya bagus dan kisah nyata pelajar di luar negeri yang bisa menimbulkan semangat. Karena jangankan di luar negri, di dalam negri aja masih sulit untuk istiqomah.
    Penulisnya juga keren lagi. Anak pak amien rais. *mupeng
    Dan, yang paling penasaran adalah pemain filmnya banyak yang okeh dan baru spt Fatin dan Dian Pelangi
    salam kenal
    Rizka

    ReplyDelete
  14. Pengen baca buku ini udah lama banget, apa pinjem Nisa aja ya? :p

    ReplyDelete
  15. Aku tertarik banget dengan buku yang satu ini karena membahas tentang sejarah & kejayaan Islam di Eropa. Lebih salut lagi bahwa dengan mengenakan hijab tidak menghalangi untuk keliling Eropa, di mana saat ini Muslim merupakan penduduk minoritas di Eropa. Aku jadi terinspirasi & termotivasi untuk travelling mengelilingi negara Eropa seperti Granada. Tak salah buku ini diangkat menjadi film dengan menampilkan Dian Pelangi dan Fatin sebagai muslimah masa kini yang syari'i. Two thumbs up buat reviewnya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ideeem, aku juga pengen someday ke eropa sana. Mana klo kmn2 tinggal ngereta aja.. Thx ya..

      Delete
  16. -.- ya ampun.. Beli cuma gara-gara pengen dapet recehan? Ckckckckck..

    Bagus emang ceritanya ya, mengungkap hal-hal yang baru bagi dunia Islam..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu tujuan utamanya, dpt recehan biar bisa pulang (uangku 100ribuan waktu itu), tapi juga gak nyesel udah beli bukunya..lama bgt di gramednya wktu itu dek, ngitung2 juga kembaliannya "enak" buat bayar angkot nggak, ditambah bukunya worth it utk dibeli atau nggak.. LOL

      Delete
  17. Ga tau kenapa aku tipe orang yang lebih seneng liat video daripada baca untuk kisah-kisah perjalanan, tapi yah, aku sih memutuskan untuk ngintip halaman2 buku ini dengan meminjam ke dirimu dulu daripada udah beli ternyata not my cup of tea :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pinjem aku aja, tp masih masuk waiting list dulu yak. :P

      Delete
  18. Kayaknya bukunya bagus, tapi non fiksi ya? Ini ada buku keduanya kan, kalau tak salah sudah difilmkan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada kak. Sekuelnya lebih kayak semacam kumpulan cerita gtu klo gak salah. Film ini blm tayang di bioskop sih, blm tau kapan tayangnya~

      Delete
  19. Nunggu diskon aja ah... kapan ya :P atau sewa aja tp jarang ada buku2 begini di tempat sewa buku

    ReplyDelete
  20. Awalnya bosan sih baca buku ini. Baru di pertengahan buku baru saya tancap gas menyelesaikannya karena semakin menarik.

    Tapi sekarang buku ini sedang "disita" ibu kost yang sampai sekarang belum selesai membaca buku ini (>_<)
    he..he..

    ReplyDelete
  21. Terpukau banget saat baca buku ini >_<
    Fakta-fakta sejarah yang dipaparkan sangat mengejutkan..
    Baca buku ini tu sambil buka google. Selesai bacanya lama bukan karena males, tapi karena tiap ada satu fakta menarik, langsung searching dulu, yang nggak hanya satu-dua menit.
    Merasa beruntung sekali udah beli. Waktu beli pun kebetulan hanya tinggal satu yg masih bersegel, yg satu lagi sample yg udah dibuka.

    Tapi aku nggak mau berharap terlalu tinggi untuk filmnya, yg akan segera rilis. Semoga dipilihnya artis, penyanyi, dan publik figur yg sedang naik daun bisa menyampaikan esensinya kepada penonton. Bukan sekedar karena mereka sedang terkenal ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akk, aku baca gak smp segitunya..paling penasaran sama gambar2nya aja. o_O
      Setuju deh sama paragraf keduanya. Semoga memang pesan dari buku ini sampe ke penonton filmnya juga.

      Delete
  22. sedikit nyesel dulu nolak buku ini, padahal gratis, lagi g mood baca non fiksi :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadinya aku juga gak ngarep buku ini bagus banget. Karena bakal ngira kayak buku traveling biasa. Ternyata isinya cukup ngalir, walaupun gak bisa disamain kayak novel2 pada umumnya juga. ^_^

      Delete
  23. wah rugi bgt rasanya belum baca buku ini -_-
    kak izin share d blog aku boleh?

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh, jangan lupa sertakan link blog ini sebagai sumber ya. terima kasih. :D

      Delete
  24. ada versi dalam bentuk pdfnya gak ya? kalau ada share donk... :)

    ReplyDelete
  25. assalammualaikum markica..

    sya fauziah dari malaysia, saya kepengen bangat mau baca novel 99 cahaya di langit eropah, ama mau nonton movie nya jugak. tapi di malaysia belum keluar, udah merata saya cari tapi engak ada juga, bisa ngak kalau saudari membantu saya ? harap di balas ya..

    sekian wasalam

    ReplyDelete
    Replies
    1. part1 :
      http://www.youtube.com/watch?v=3bLGosNoWSY


      part 2:
      http://www.youtube.com/watch?v=6JHVC6qnNtY

      Delete
  26. Mohon d bantu..
    saya butuh novel 99 Cahaya di langit eropa itu buat skripsi.
    tp d cari d gramedia udh ga cetak lagi..
    kalau ada yg bisa bantu saya hubungi ya
    ke No ini 085350415470 Ulfa

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...