Penulis: Aoyama Gosho
Alih bahasa: M
Editor: Binarti
Penerbit: Elex Media Komputindo
Jumlah halaman: 184
Cetakan I: 2013
*Pinjem Cicit*
Di volume 76 ini, pembaca disuguhi tiga kasus. Dua di antaranya disertai dengan solusinya, sedangkan kasus terakhir masih dibiarkan menggantung hingga terbit volume berikutnya.
Di kasus pertama, Detektif Mouri dimintai tolong untuk mencari loker dari kunci yang dimiliki oleh kliennya. Loker itu adalah milik kakak klien yang meninggal beberapa hari lalu. Tiba-tiba, klien meminta tempat pertemuannya dengan Detektif Mouri diubah ke Restoran Colombo. Untuk menghormati klien, usulan itu disetujui, lalu pergilah Detektif Mouri, Ran, Conan, dan Amuro (murid Kogoro Mouri). Namun, klien yang ditunggu tak kunjung datang. Mereka pun kembali ke kantor dengan asumsi sang klien tidak membaca balasan email dari Detektif Mouri. Begitu sampai di kantor, ada keanehan yang ditemukan Amuro (dan tentu saja Conan), yaitu kenop pintu yang rusak dan cangkir yang masih basah. Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan dari dalam toilet. Apa yang terjadi sesungguhnya?
Kasus kedua, Conan bersama klub detektif cilik lainnya dan Profesor Agasa diundang ke acara pesta barbekyu oleh sepasang suami istri. Meskipun ada tamu, suami istri itu terus saja bertengkar. Suatu ketika, sang suami melaporkan bahwa ponselnya hilang dan dia meminta bantuan istrinya untuk ikut mencari. Mereka pun masuk ke dalam rumah, sedangkan klub detektif cilik meneruskan pesta barbekyu di halaman. Tidak lama kemudian, mereka mendengar suara dering ponsel. Mitsuhiko pun menemukan ponsel tersebut di bawah bangku taman. Ketika Ayumi mengantarkan ponsel itu ke rumah, dia menyaksikan sang bibi sedang mengancam suaminya dengan pisau. Panik, Ayumi memanggil teman-temannya. Sampai di sana, yang terjadi justru sebaliknya. Sang bibi tergeletak bersimbah darah.
Kasus ketiga adalah kasus penculikan Detektif Takagi yang hampir bertepatan dengan peringatan satu tahun kematian Detektif Date. Kepada klub detektif cilik (tanpa Conan dan Haibara), seorang kakek mengaku dititipi hadiah dari Detektif Takagi untuk Detektif Sato sambil berpesan:
Ini barang mentah, jadi tolong dibuka secepatnya. Paling lambat besok lusa atau barang akan rusak.
Begitu dibuka, ternyata isinya adalah tablet PC yang ketika dinyalakan berisi video Takagi sedang diikat di atas papan dengan leher terjerat tali dan mulut diplester. Siapakah kakek itu dan apa hubungannya dengan Detektif Takagi?
Bagi saya, kemunculan organisasi hitam selalu memberi rasa yang berbeda bagi kisah Detektif Conan ini. Adanya organisasi hitam ini membuat kisahnya semakin cetarr! Misterius. Bikin penasaran. Menggemaskan. Bikin skeptis sama tokoh-tokoh barunya. Dan sebagainya. =D Di volume ini, yang membuat saya lama konek adalah kasus ketiga. Dari awal saya tidak bisa membaca apa yang akan terjadi selanjutnya. Siapa yang sebenarnya mau ditemui Takagi. Alhasil, bener-bener nurut sama alur yang dikasih penulis. ._. Bersiap mencari pinjaman untuk volume 73-75. ~~~\o
My Rate:
*) Komik ini diikutsertakan dalam reading challenge: Lucky No. 14 dengan tema Walking Down The Memory Lane. Seharusnya saya baca serial ini dari kelas 5 SD ya, biar masa kecil saya lebih menantang dengan kehadiran kisah-kisah detektifnya. Sayangnya saya baru mulai baca Conan dari kelas 2 SMP. ._.
woaaaa, udah lama nggak ngikutin, terakhir sampe 74 -,- huahaha. mau baca, ah xD
ReplyDeletemau beli Joo? atau nyari pinjeman juga? XD
Delete