Friday, September 06, 2013

Random Thought: Paperback or... Hardcover?

Sehubungan dengan terbitnya pos di blog Mbak Ren yang berjudul tersebut di atas... (Tolong ya, Nis. Ini kamu mau posting di blog, bukan bikin surat.)

Karena saya bingung mau bikin kalimat pembuka yang seperti apa. Jadi, saya kutipkan saja ya, kalimat pembukanya dari Mbak Ren, biar kalian juga tahu, Random Thought itu apa. =D

Sesuai judulnya , yaitu random, yang artinya "tidak tentu", maka feature ini juga bersifat random (iya, random seperti yang punya :)) ).Tidak ada hari tertentu kapan saya memposting feature ini. When the mood (and idea) strikes, mungkin itu kata yang tepat kali ya :D.  "Random Thought" berisi tentang pemikiran saya tentang hal - hal tertentu, tapi berbeda dengan postingan "Opini" yang setidaknya sekali tiap bulan saya posting dan berisi hal - hal yang beberapa diantaranya membutuhkan pemikiran , "Random Thought" murni untuk bersenang - senang! :D. Saya disini ingin mengajak teman - teman untuk menjawab pertanyaan dari saya, dan karena tujuannya bersenang - senang, maka tidak perlu serius - serius ;)

 
Jadi, paperback or hardcover?

Bersyukur gak gampang kena hype. So, tentunya saya akan pilih paperback, the cheaper one. Yang penting kan isinya. Toh, kalau saya tidak mau baca ulang akan dihibahkan atau diswap atau dijual kan? Sayang aja gitu beli mahal-mahal. Tapi ini hanya untuk buku-buku fiksi ya.

Di rumah jumlah buku hardcover saya juga gak bisa dibilang sedikit sih. Buku-buku hardcover biasanya buku-buku nonfiksi-religi yang kayaknya gak bakal sekali baca (dan harusnya sering dibaca, biar tetep nempel), apalagi kebanyakan mereka adalah buku-buku referensi. Worth it lah kalau untuk genre yang satu itu, meskipun ada beberapa buku yang belum saya baca. Karena mereka memang harus bertahan lama, biar anak-anak saya, cucu-cucu saya juga menikmati buku-buku itu. :') *tiba-tiba futuristik* *yakin masih bagus bukunya?*

Kalo untuk buku impor, saya gak pilih paperback, pokoknya gak mau! Kenapa? Soalnya murahan mass market paperback-nya...wkwkwkwk...Yaaa, kecuali ada diskon yang harganya lebih murah paperbacknya. Nah, kalo gak ada mass marketnya? Yaudah beli terjemahannya aja ntar. Kalo gak diterjemahin? Pinjem deh, pinjem aja. Intinya sih: I choose the cheapest one. ._. *ini bukan pelit, ini hemat, harga properti mahal soalnya* *lah?*

Sekian curhat random saya kali ini. Jadi, mana yang kamu pilih? Paperback or hardcover?

2 comments:

  1. Makasih ya Nisaa for "random thought"nya :D.
    Hahaha, aku hardcover di rumah yang buku religi ada kok, dikasih suamiku pas jaman pacaran dulu. Dimana buku itu akhirnya terpuruk di rumah ortu dan g pernah kebaca sama sekali X)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak Ren. Punyaku yang HC kebanyakan "buku bantal" ato gak buku yang serinya banyak. Jadi, nunggu mood baca dateng dulu. XD

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...