Wednesday, September 11, 2013

Blue Romance

Judul: Blue Romance
Penulis: Sheva Thalia
Penyunting: Donna Widjajanto
Perancang sampul: Diani Apsari
Pemeriksa aksara: Primanilla Serny
Penerbit: PlotPoint
Jumlah halaman: 224
Cetakan pertama: September 2012
Harga: Rp. 32.300
*Beli di bukabuku.com*



Ada tujuh kisah mewarnai coffee shop Blue Romance yang diceritakan dalam omnibook yang tidak terlalu tebal ini. Ketujuhnya bukan bercerita tentang cinta yang menye-menye. Ada harapan, kerinduan, kejutan, dan berbagai komponen rasa lainnya menguar bersama aroma kopi yang tersaji di coffee shop ini. Untuk lebih jelasnya, saya akan memberi sedikit bocoran dari empat kisah favorit saya. ;)

1. Rainy Saturday, rasa affogato.
Kisah dari seorang wanita yang memiliki ritual sarapan di hari Sabtu berupa sepiring wafel dengan es krim cookies and cream dan affogato beres krim cookies and cream di meja nomor dua belas Blue Romance. Dia suka semuanya berjalan seperti biasa, tanpa kejutan. Hingga pada Sabtu pagi, saat dia sedang menjalani rutinitas biasanya, hujan turun. Ini membuat indoor Blue Romance semakin penuh dengan banyaknya orang yang dari kafe outdoor pindah ke dalam. Lalu datanglah seorang lelaki mengambil kursi di depannya untuk dipindah ke space yang kosong. Sayangnya space tersebut sudah ditempati orang terlebih dahulu. Dengan spontan wanita itu menawari si laki-laki untuk duduk bersamanya. Sebuah kejutan, yang sejak sesuatu terjadi dalam hidupnya, berubah menjadi hal yang ia benci.


Seharusnya, hari-hari tidak selalu penuh kejutan. Terlalu banyak kejutan hanya akan membuat hari-hari tidak ada kejutan sama sekali. Bahkan bisa berakhir tidak menyenangkan. (h. 7)

2. 1997-2002, rasa Mochacino.
Rika dan Nico adalah sahabat masa kecil. Mereka terpisah karena Nico sekeluarga pindah ke Jerman. Setelah sepuluh tahun, akhirnya mereka bersua juga karena Nico sedang berlibur ke Jakarta. Sebuah janji di Blue Romance. Tentu obrolan mereka tidak jauh dari seputar nostalgia masa kecil. Namun, ada rasa yang harus mereka ungkap di sana. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar.

Bagaimana caranya jarak ribuan mil, perbedaan zona waktu, dan hati yang bertumbuh ke arah yang lain bisa bersatu bersama-sama? (h. 59)

3. Blue Moon, rasa cafe latte
Edi adalah seorang mahasiswa dan juga barista yang mendapat shift malam di Blue Romance. Dia dan adiknya, Emma, merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib, meninggalkan kedua orang tuanya. Sehari-hari bekerja di Blue Romance memaksanya ikut melihat tiap episode kehidupan pelanggannya yang datang pada shift-nya. Malam itu, datanglah seorang wanita mabuk ke Blue Romance memesan cafe latte dan pancake original. Dia lalu duduk dan berurai air mata. Dalam mabuk, wanita itu bercerita pada Edi perihal ayahnya. Sebuah kisah yang membuat Edi makin rindu pada sosok ayahnya.

... "Kalau kamu punya masalah, dalam masalah, atau membuat masalah buat dirimu sendiri, jangan pernah lari ke rokok. Rokok nggak akan membantu menyelesaikan masalahmu, karena yang bisa menyelesaikan masalahmu hanya kamu sendiri..." - Ayah (h. 115)

4. A Tale About One Day, rasa espresso
Kai adalah seorang guru bahasa Perancis di sebuah sekolah swasta di Jakarta. Suatu hari di Blue Romance, saat dia sedang memeriksa hasil ujian murid-muridnya dan meninggalkan mejanya sebentar untuk ke toilet, tiba-tiba kursi di hadapannya sudah diduduki oleh seorang anak yang cantik bernama Chantal. Herannya, dia juga bisa berbahasa Perancis, seperti Kai. Ternyata ayahnya adalah orang Perancis, tetapi sekarang dia tidak tahu dimana rimbanya. Chantal meminta bantuan Kai untuk menemukan alamat ayahnya. Pencarian yang berbuah keterkejutan sekaligus mengharukan.

"Ya, tapi aku punya janji yang serius. Aku janji untuk terus menunggu ayahku pulang. Aku janji untuk selalu sayang pada Ayah, walau dia sekarang tidak tahu ada di mana. Aku percaya, suatu hari nanti dia akan pulang." - Chantal (h. 201-202)

***

Another terbitan PlotPoint yang cantik, dari segi sampul muka sampai ilustrasi antarkisah. Love it.

Kali ini PlotPoint menggunakan tagline yang berbunyi "Setiap kisah punya kopinya sendiri." Bagi saya yang memang pecinta kopi, tentu omnibook ini semacam should-read-book. Apalagi di dalamnya pembaca dikenalkan tujuh macam racikan kopi dan apa saja campurannya.

Seluruh kisah diceritakan dengan PoV orang pertama. Setting tempatnya tidak melulu di Blue Romance, tapi tetap ada sangkut pautnya dengan coffee shop ini. Sebagian besar tokoh dalam kisahnya melakukan flashback ke masa lalu. Jadi, pembaca akan menikmati kisah dengan alur yang maju mundur, tapi dengan smooth. Karena konsepnya omnibook, konflik yang disajikan pun tidak terlalu dalam. Jika dianalogikan dengan luka pada kulit, hanya membuat lecet, begitu. :D

Kisah yang membuat saya berpendapat, "Udah? Gini doang?" justru menjadi kisah favorit saya karena berani tampil beda. Jika kisah-kisah lain menampilkan adegan dari awal sampai selesai, justru kisah ini hanya menceritakan bagian awal dari kisah yang akan dibuat oleh kedua tokohnya, tapi malah merupakan kisah terpanjang dari omnibook Blue Romance. Kisah ini berjudul Rainy Saturday. Konsepnya unik.

Dari omnibook ini pembaca bisa tahu kalau penulis juga suka membaca dan mendengarkan musik, mengingat cukup banyak judul buku yang disebutkan dalam tiap kisahnya. Selain itu, playlist Blue Romance juga kerap disebutkan sebagai backsound ceritanya. Sayangnya, lagu-lagu yang disebutkan kurang meng-Indonesia, entah karena tidak ada lagu yang cocok sebagai backsound atau bagaimana.

Dari sisi penulisan, masih terdapat beberapa typo, seperti terlalu banyak spasi dan kurang tanda baca. Ada juga yang salah penggunaan huruf kapitalnya. Dalam omnibook ini, kerap disebutkan "Ayah" atau "Ibu" dengan huruf kapital, padahal bukan merupakan kata sapaan, pada kisah Blue Moon. Ada juga kesalahan penggunaan kata hubung. Namun, kesemuanya tidak memengaruhi pembaca dalam menikmati jalan cerita.

Terakhir, saya tunggu karya Sheva berikutnya, dan novel-novel terbitan PlotPoint lainnya. Dua buku yang saya baca sangat berkesan. Jadi, kisah mana yang cocok dengan kopimu? :)

My Rate:

7 comments:

  1. setuju, plotpoint cover dan layoutnya keren keren ya :)

    ReplyDelete
  2. Hmm, jadi ini buku dari beberapa cerita?? Baru tau aku >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, itu ada tulisan omnibook di sampul depannya~

      Delete
  3. Kayaknya keren ya, satu cafe beda2 cerita gitu O.o

    ReplyDelete
  4. ^ setuju, kyknya keren ceritanya. Tapi heran, bukunya ini terbilang tipis kan, jd ceritanya pendek2 bgt dong ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo dibilang pendek banget sih ya gak banget-banget, hehe. Namanya juga Cerpen. :))

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...