Monday, January 14, 2013

Ketika Mas Gagah Pergi ... dan Kembali

Judul: Ketika Mas Gagah Pergi ... dan Kembali
Penulis: Helvy Tiana Rosa
Penerbit: Asma Nadia Publishing House
Tebal: 240 halaman
Cetakan kedua, September 2011
Harga: Rp. 45.000
Beli di Gramedia Matraman karena uang "kecil" buat ongkos pulangnya kurang. -_-

***

Saya membeli buku ini tanpa bekal "pengetahuan" yang memadai. Kala itu, yang saya tahu adalah buku ini bercerita tentang Mas Gagah dan akan difilmkan. Titik. Itupun infonya saya dapat dari akun twitter Bunda Helvy yang kerap me-retweet komentar-komentar pembacanya. Jadilah sebelum membacanya ekspektasi saya adalah keseluruhan buku menceritakan tentang kisah Mas Gagah ini. Begitu saya mulai membaca buku dengan runut, tanpa membuka halaman-halaman setelahnya sebelum selesai membaca halaman tersebut, barulah ketika kisah Mas Gagah habis sebelum penghujung buku, saya sadar kalau buku ini adalah sebuah kumpulan cerpen. -_-

Walaupun tidak sesuai ekspektasi, tapi kisah-kisahnya patut diacungi jempol. Terlebih di era seperti sekarang ini kumpulan cerpen islami masih sedikit jumlahnya. Di dalamnya terdapat lima belas cerpen, yang kebanyakan temanya tentang perjalanan sesorang mendapatkan hidayah. Dan kebanyakan tokohnya adalah mahasiswa Universitas Indonesia.

KMGPDK, begitu sering disingkatnya, adalah pengembangan dari cerpen yang legendaris, yaitu KMGP (Ketika Mas Gagah Pergi), yang pertama kali diterbitkan di majalah Annida pada tahun 1993. Bedanya, di KMGPDK, setelah Mas Gagah pergi, Gita bertemu dengan sosok lain yang semangatnya menyerupai Mas Gagah. Siapakah dia sebenarnya?

Kisah tentang Mas Gagah sendiri menjadi salah satu kisah favorit saya di buku ini. Mas Gagah adalah seorang kakak yang baik, cerdas, periang, dan ganteng; hampir sempurna. Namun, setelah ia pulang dari Madura, terjadi metamorfosa dalam diri Mas Gagah menjadi pemuda yang hidupnya lebih islami. Adiknya, Gita seolah kehilangan sosok Mas Gagah yang dulu, yang begitu dekat dengannya. Gita pun menceritakan perubahan kakaknya itu kepada Tika, sahabatnya yang juga belakangan ini berjilbab rapih. Kemudian Gita memutuskan untuk mengakhiri "perang dingin" di antara keduanya, antara dia dan kakaknya. Aktivitas-bersama mereka pun berubah. Bagian yang paling saya suka adalah ketika dalam suatu seminar, Nadia menjelaskan alasannya berjilbab. Alasan inilah yang kemudian menyentuh Gita untuk berjilbab. Kisah selanjutnya bisa dibaca sendiri ya, hehe.

Cerpen favorit saya yang kedua berjudul Selamanya Cinta. Kisah tentang seorang ibu yang disingkirkan oleh anak kandungnya ke panti jompo di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Namun, anak angkatnya begitu mencintainya, sehingga dengan sekuat kemampuannya, ia pun berusaha untuk berbakti kepada ibu angkatnya itu, meskipun harus tertatih. Kisah yang happy ending.

Kelimabelas cerita ini kurang lebih mengajarkan kepada pembaca, khususnya generasi muda Islam, untuk bersikap lebih arif dan lebih peduli terhadap "lingkungan sekitar". Begitu banyak nasihat yang bisa dipetik dari buku ini. Kisahnya sederhana, tapi bermakna. Namun, karena dalam bentuk cerpen, konflik untuk beberapanya menjadi terkesan kurang tergali, kecuali kisah Mas Gagah yang mengambil porsi paling besar di dalam buku ini.

Di dalam buku ini tidak hanya disajikan kisah fiktif; kisah nyata diceritakan dalam cerpen yang berjudul Pattimura. Meskipun sebagian besar kisahnya adalah fiktif, tapi kesan itu tidak saya dapati. Saya justru merasa cerpen-cerpen ini seolah adalah kisah-kisah nyata yang dikumpulkan Bunda Helvy dalam sebuah buku. Hal ini disebabkan penggunaan lokasinya yang tidak difiktifkan, misalnya Panti Werdha di kawasan Cipayung dalam kisah Selamanya Cinta, panti tersebut benar-benar ada, bahkan sampai nama jalan dan angkutan kotanya, kesemua detil ini adalah fakta (saya tinggal di sekitar sana soalnya. :P). Sepertinya penulis mengenal betul seluk beluk lokasi yang disebutkan dalam cerita.

Kesimpulannya, buku ini termasuk kategori recommended book. Bacaan yang ringan dan bergizi. :)




2 comments:

  1. wah keren nih ulasan ttg kumcer mas gagah.
    tapi lebih belum bisa jdi inspirasi. karena latar belakang yg fiktif dan tak sesuai ekspektasi.

    lbih suka bukunya rando kim ^_^

    ReplyDelete
  2. Saya belum baca, penasaran dengan cerita org2 yg bilang bku ini bagus.
    mungkin setelah ini saya akan baca

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...