Friday, November 09, 2012
Jalan-Jalan di Palestina: Catatan atas Negeri yang Menghilang
Judul: Jalan-Jalan di Palestina - Catatan atas Negeri yang Menghilang
Penulis: Raja Shehadeh
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 260 halaman
Ukuran: 13.5 x 20 cm
Harga: Rp 40.000,00
Saya menemukan buku ini di tumpukan buku yang didiskon besar-besaran oleh Gramedia Matraman. Dengan adanya diskon, saya berhasil membawa pulang buku ini dengan Rp 10.000,00 saja. :D
Buku ini saya bawa pulang karena penasaran dengan sinopsis yang ada di belakang buku. Saya ingin mengetahui bagaimana "wujud" Palestina yang pada sinopsisnya disebutkan memiliki bukit hijau. Dan benar saja, di dalamnya dijelaskan secara sangat rinci mengenai Palestina dari kacamata seorang penduduk Tepi Barat yang gemar sarha/mengembara selama 28 tahun.
Penulis adalah seorang pengacara dari Palestina dan buku ini berisi kisah-kisahnya selama melakukan sarha di Palestina. Di bab-bab awal diceritakan keindahan Palestina yang luput dari pembertiaan dunia internasional, mulai dari perbukitan hijaunya, tanaman-tanaman Eurasia yang tumbuh di sana, dan qasr-qasr yang menakjubkan yang pernah ia jumpai saat sarha.
Di dalam buku ini juga diceritakan mengenai kelicikan Israel dalam pencaplokan wilayah Palestina, sehingga mereka dapat membangun pemukiman khusus Yahudi di atas tanahnya. Bagaimanapun cara yang dilakukan oleh penulis dalam membela kliennya, orang Palestina yang tanahnya dicaplok begitu saja, selalu menemui jalan buntu dan digagalkan dengan keputusan yang tidak masuk akal.
Saat membaca buku ini, ada kalanya saya merasa "adem", ada kalanya saya merasa "panas". Hal ini dikarenakan dalam cerita ini ada deskripsi keindahan Palestina di Tepi Barat, pun diceritakan pula tentang kelicikan Israel yang senantiasa memperluas wilayah pendudukannya tanpa rasa bersalah.
Di tiap awal bab diselipkan foto-foto alam Palestina, tapi sayang, foto-foto tersebut tidak dicetak berwarna. Namun, untuk yang ingin mengetahui "wajah" lain Palestina, buku ini lumayan membantu karena penulis bercerita secara deskriptif.
Dua bintang, hehe..Kenapa? Soalnya saya sempat beberapa kali jenuh dengan ceritanya. Tapi, buku ini akhirnya saya habiskan juga walaupun dalam waktu yang cukup lama, kurang lebih 1 bulan. :p
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mendengar negara Palestina selalu ingat negara kejam Israel
ReplyDelete#SavePalestine
Semoga Palestina akan aman selamanya
Btw, aku penasaran tuh sama tokoh pegacara di novel ini. Bagaimana kehidupannya? Bagaimana cara dia bertahan di negeri Palestina?
-rizka-